Masalah Komunikasi dalam Lobi dan Strategi menghadapi orang yang sulit menciptakan kerjasama.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam setiap lobi yang dilakukan
tidaklah akan berjalan dengan lancar, karena dalam lobi biasanya memiliki
masalah pada komunikasi yang berlangsung antara kedua belah pihak. Pada makalah
kali ini penulis ingin membahas berbagai masalah komunikasi yang muncul saat
terjadinya lobi serta strategi menghadapi orang yang sulit menciptakan
kerjasama.
Permasalahan komunikasi yang muncul saat proses lobi
dapat terjadi karena tipe kepribadian masing-masing komunikator dan komunikan yang
berbeda-beda. Ketidakcocokkan antara keduanya akan mengakibatkan permasalahan
yang biasanya sulit menemukan titik temu sehingga kerjasama antara keduanya
tidak akan dapat tercapai dengan baik. Selain tipe kepribadian, tipe kecerdasan
antara komunikator dan komunikan juga dapat mempengaruhi proses komunikasi
antara keduanya. Tipe kecerdaan seseorang itu dapat dilihat juga dari sikap
tempramennya, karena sikap tempramen manusia dipengaruhi dari kecerdasan orang
tersebut.
Masalah komunikasi dalam lobi dapat ditimbul dari
kepribadian yang selalu memicu konflik ketika komunikasi berlangsung, oleh
karena itu kita perlu untuk mengetahui pribadi yang seperti apakah yang dapat
menimbulkan konflik ketika lobi berlangsung. Ketika kita telah mengetahui
berbagai macam permasalahan komunikasi dalam lobi, maka kita dapat menentukan
strategi apa yang dapat kita gunakan untuk menaggulangi masalah komunikasi atau
problem solving untuk menciptakan kerjasama yang baik sehingga proses lobi
dapat berjalan dengan lancar dan baik.
Dari fenomena di ataslah penulis ingin mengetahui
lebih dalam tentang berbagai macam tipe kepribadian dan kecerdasan manusia
sehingga dapat mengetahui masalah komunikasi dalam lobi. Setelah kita
mengetahui permasalahan yang ada maka kita dapat menanggulangi masalah tersebut
dengan cepat dan tepat.
B.
Rumusan
Masalah
Dari
uraian latarbelakang diatas, maka penulis menyusun permasalahan sebagai berikut
:
1.
Bagaimanakah tipe-tipe kepribadian dan kecerdasan manusia?
2.
Apa
tipe kepribadian yang dapat memicu konflik?
3.
Bagaimanakah cara menanggulangi masalah komunikasi atau problem solving
dan menciptakan kerjasama?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk
mengetahui tipe-tipe kepribadian dan kecerdasan manusia.
2.
Untuk
mengetahui tipe kepribadian yang dapat memicu konflik.
3.
Untuk
mengetahui cara-cara menanggulangi masalah komunikasi atau problem solving dan
menciptakan kerjasama.
BAB II
PEMBAHASAN
Masalah
komunikasi dalam lobi dan strategi menghadapi orang yang sulit menciptakan kerja sama dapat dilihat dari aspek kepribadian dan kecerdasan
seseorang tersebut. Oleh karena itu mari kita lihat beberapa tipe-tipe kepribadian dan
kecerdasan manusia yang dapat mempengaruhi proses komunikasi dalam lobi.
A. Tipe kepribadian
dan kecerdasan manusia.
Setiap
individu adalah unik, artinya bahwa manusia yang satu berbeda dengan manusia
yang lain dan tidak ada manusia yang sama persis dimuka bumi ini walaupun
dilahirkan kembar (Sunaryo, 2004). Manusia sebagai makhluk holistik merupakan
makhluk yang utuh atau paduan dari unsur biologis, psikologis, sosial dan
spritual. Sebagai makhluk psikologis, manusia mempunyai struktur kepribadian,
tingkah laku sebagai manifestasi kejiwaan dan kemampuan berpikir serta
kecerdasan.
Kepribadian
merupakan pola khas seseorang dalam berpikir, merasakan dan berperilaku yang
relatif stabil dan dapat diperkirakan (Dorland, 2002). Kepribadian juga
diartikan sebagai total kecenderungan bawaan atau herediter dengan berbagai
pengaruh dari lingkungan serta pendidikan, yang membentuk kondisi kejiwaan
seseorang dan mempengaruhi sikapnya terhadap kehidupan (Weller, 2005).
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepribadian merupakan
segala corak perilaku dan sifat manusia yang unik baik yang bersifat herediter
yang muncul sebagai respons serta cara penyesuaian diri terhadap segala
rangsangan baik yang datang dari lingkungan maupun yang berasal dari dalam diri
sendiri. Keunikan tersebut tergantung pada tipe kepribadian.
Tipe
kepribadian diperkenalkan pertama kali oleh Hippocrates (460-370 SM). Keempat
tipe ini berdasarkan pada cairan-cairan yang terdapat di dalam tubuh, yaitu chole,
melanchole, phlegma, dan sanguis. Littauer memaparkan tentang tipe
kepribadian dengan sangat menarik dan mudah dipahami dengan memaparkan berbagai
macam hasil survey yang dilakukannya. Bahwa terdapat 4 tipe kepribadian antara
lain kepribadian sanguinis yang popular, kepribadian melankolis yang sempurna,
kepribadian koleris kuat dan kepribadian plegmatis damai. Keempat tipe
kepribadian tersebut mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang dalam
menyesuaikan diri dan bersosialisasi dengan lingkungan disekitarnya, termasuk
pendidikan.
1.
Koleris adalah menyukai
tantangan, bergaya boss, berjiwa pemimpin dan memerintah. Lebih banyak
mengkritikdan seringkali tidak berpikir panjang atau langsung main seruduk,
tidak suka di perintah dan selalu menganggap dirinya paling benar, serta
biasanya tidak mau mengalah dan mau menang sendiri. Contohnya dapat dengan
mudah kita temui, mulai dari Ahmad Dhani sampai Hitler. Koleris adalah
orang yang mempunyai sifat yang keras dan tidak mau mengalah.
2.
Type Sanguin adalah orang
yang lebih banyak humor, hidup bagaikan angin, berbelok kemana saja, sering
menganggap sepele beberapa hal, yang akhirnya membawa penyakit sering lupa dan
sembrono, contoh seperti ini juga dapat dengan mudah kita temui, misalnya Olga
Syahputra dan para pelawak-pelawak.
3.
Type Melankolik adalah
orang yang hidupnya serba teratur, mungkin sehari-hari menggunakan jadwal yang
ekstra ketat, kalau mau melakukan suatu tindakan maka dia akan menunggu sampai
semua komponen yang dibutuhkan terkumpul semua. Paling tidak suka melihat
suasana yang berantakan dan tidak teratur. Orang seperti ini cocok menjadi
seorang master plan yang ada di belakang panggung, seorang creator atau bisa di
bilang seseorang yang agak sulit bersosialisasi karena sibuk dengan
kesendiriannya.Contohnya bisa kita ambil Hanung Bramantyo atau Helmy Yahya.
4.
Type Plegmatis adalah
orang yang lebih suka menyendiri, kurang suka akan tantangan, dan sedikit
pesimis atau agak apatis ketika ditawari suatu peluang. Namun orang Plegmatis
bawaannya damai, mengalir seperti air. Kalau manusia tipe ini jumlahnya paling
banyak di dunia, seseorang dengan tipe ini adalah seseorang yang tidak punya
pendirian, selalu mengikuti saja kemana temen-temennya pergi. Kurang bisa
menjadi pemimpin. Karena pendiriannya selalu berubah-ubah. Contohnya bisa kita
ambil adalah Nunung OVJ.
Dalam
hal menelaah bagaimana memahami tipe kepribadian dan temperamen dapat membantu dalam proses berkomunikasi
dengan orang sehingga akan memudahkan pemahaman
dan mengisnpirasi kan harmoni dan kerjasama.
·
Menemukan
kebutuhan utama orang
Psikolog
industri John W Atkinson dan Daavid
Mcclelland telah menunjukkan bahwa kita dapat membagi kebutuhan psikologis
utama seseorang menjadi tiga kelompok
utama: kebutuhan akan prestasi, kebutuhan afiliasi, dan kekuasaan.
Ø
Orang
yang dengan kebutuhan prestasi tinggi adalah orang yang menetukan tujuan dan
standar spesifik yang terukur dan yang terus bekerja sampai mereka
memperolehnya. Mereka selalu ingin mengerjakan yang lebih baik daripada yang dikerjakan sebelumnya
Ø
Orang
yang dengan kebutuhan afiliasi yang tinggi, yakni lebih tertarik dengan hubunga
yang ramah dan hangat. Apa yang menyenengkan mereka adalah bekerja dan
meluangkan waktu bersama orang lain yang menikmati perusahaan mereka dalam
keadaan rileks, saling memberi, menerima dan mudah.
Ø
Orang
lain maju pesat dalam mengambil tanggung jawab. Mereka mempunyai kebutuhan
kekuasaan yang tinggi. Mereka meiliki tujuan mendapatkan otoritas sehingga
dapat memutuskan apa yang harus mereka kerjakan dan merealisasikannya. Mereka
mengelilingi dirinya dengan kepemilikan yang sangat bergengsi sebagai simbol
kekuasaan, mereka berkomunikasi secara asertif dan dapat mempengaruhi orang
lain dalam berkomunikasi.
v
Empat
tipe kepribadian orang
Katherine
Myers dan Isabel Briggs mengadakan riset tentang tipe kepribadian dan
mengembangkan karya jung lebih lanjut, membedakan 16 tipe kepribadian , yang
kemudian dikelompokkan menjadi dua set
yang masing-masing terdiri dari empat kleompok utama, yakni:
§
Pengarah
dominan
Orang
ini ekstrover yang fokus pada tugas. Mereka suka pergi, langsung, kompetitif,
dan berorientasi pada hasil. Mereka berinisiatif, bersedia berkonfontasi dengan
orang, mudah membuat keputusan dan sering ambisius. Berkemauan kuat dan
praktis, mereka sering mempunyai
kebutuhan yang kuat akan kekuasaan , suka bertanggung jawab dan menolak
otoritas orang lain.
Pengaruh
dominan cepat merajuk pada masalah yang ada, sangat cepat sehingga orang lain
kadang-kadang menganggapnya tidak sabar, kasar dan ambisius.
§
Orang
gaul
Orang
gaul yang eksrover juga memfokuskan pada masalah orang. Termasuk dalam kelompok
orang yang antusias, optimis, sosial, banyak bicara, persuasif, dan
meledak-ledak. Seriang tidak teratur dan tidak memperhatikan secara detail,
tetapi mampu memengaruhi orang lain. Kelompok yang penuh kasih, energik,
kreatif dan terbuka dengan perasaannya. Mereka mencari perubahan ,
kecenderungan dan ide baru serta pengakuan atas presatasinya.
§
Penghubung
yang mantap(steady relaters)
Penghubung
yang mantap bersifat introver, dan berorientasi pada orang. Mereka memfokuskan diri pada orang dan
berafiliasi untuk menyelesaikan tigas. Tidak
suka konflik, lebih suka rutinitas yang
telah diketahui dan stabil daripada yang belum diujicobakan. Diam dan
seringkali tidak aserif, loyal, stabil, konsisten, anggota tim yang bermanfaat,
ringan tangan, menyenagkan orang lain.
§
Pemikir
teliti
Pemikir
teliti selalu teratur dan sistematis. Mereka introver yang mempunyai kemauan
kuat akan prestasi dan fokus pada tugas. Kelompok ini suka pada penelitan,
analisis, dan melakukan pendekatan pada proyek dan tugas yang cerdik, obyektif,
dan populer. Mereka serius, akurat, dan perfeksionis yang terorganisir dengan
baik serta menghasilak pekerjaan yang berkualiatas tinggi.
v
Empat
sikap temperamen orang:
§
Analis
Analis
hanya bejumlah 12% dari jumlah populasi. Kemampuan berpikir secara intuitif
menunjang kerativitas dan ide-ide bagus. Serius, kompeten, pemula yang sering
dikatakan klop dengan pekerjaanya, pemikir yang konseptual, teoritis, dan logis
yang bekerja baik menurut kepribadian mereka.
§
Legalis
Legalis
bersifat koservatif, serius, loyal, tanggung jawab, mantap, akurat, dan
praktis. Cenderung untuk mencari aman dan hati-hati serta menghindari
perubahan. Legalis berjumlah sekitar 40% dari jumlah populasi dan pandaai
bekerja secar baik dalam situasi yang terstruktur dan dapat diprediksi,
sehingga mantap dalam aturan dan prosedur.
§
Realis
Realis
berjumlah sekitra 35% dari jumlah populasi.
Umumnya bersifat teknis, terlatih, praktis, dan pemecah masalah yang
berorientasi pada tindakan. Seringkali spontan, meledak-ledak, dan suka
bersenang-senang, teapi ada juga sifatnya yang terbuka, toleran, fleksibel, dan
pandai dalam mengahadapi perubahan.
§
Empatis
Empatis adalah pelati,
penolong, pendukung, pendorng alami. Hangat, alim dan komunikatif. Mereka sanga
intuitif yang bekerja demi makna dan harmoni.
B. Tipe kepribadian pemicu konflik.
Kepribadian yang tidak sehat:
1. Mudah marah dan tersinggung.
2.
Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan.
3.
Sering merasa tertekan (stress atau depresi).
4.
Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun
sudah diperingati atau dihukum.
5.
Kurang memiliki rasa tanggung jawab.
6.
Pesimis dalam menghadapi kehidupan.
a)
Egois
Di dalam kehidupan sehari-hari pasti pernah dijumpai orang yang tidak mau peduli
terhadap orang lain. Mereka membuat seribu satu alasan untuk mensahkan
pendapatnya. Orang seperti ini biasanya bersikap tidak mau tahu dan masa bodoh,
hanya dirinya yang harus diutamakan. Sifat seseorang yang hanya mementingkan
diri sendiri dan tidak mau memberi perhatian kepada orang lain disebut Egois.
Sifat ini jelas akan menutup rapat rasa empati terhadap orang lain, lebih
lanjut melebar acuh terhadap lingkungan. Orang yang egois tidak akan mendapat
simpati dari orang lain meskipun orang tersebut berpenampilan menarik ataupun
kaya.
b)
Melupakan rekan se-Tim
Mengenang jasa yang telah kita berikan kepada orang lain sebenarnya
hanya mendatangkan rasa tida nyaman. Sebaiknya memberikan jasa baik berupa
material, tenaga ataupun saran tidak perlu diingat-ingat atau justru
diungkit-ungkit. Orang yang mengungkit-ngungkit jasa yang telah diberikan
kepada orang lain pada akhirnya akan mendapatkan cibiran belaka. Namun demikian,
melupakan jasa rekan se-Timnya juga bukan sikap simpatik. Orang yang melupakan
jasa rekan se-Timnya merupakan orang yang tidak tahu diri. Kacang lupa akan kulitnya demikian orang menyebutnya. Melupakan
rekan se-Tim merupakan kegagalan dalam menangani kesuksesan yang telah diraih.
c)
Menunda-nunda
Salah satu penyebab kegagalan seseorang, yakni sikap suka menunda-nunda pekerjaan yang seharusnya dapat
dilakukan sekarang. Sikap ini bermula dari rasa malas dan kebiasaan memandang
ringan suatu pekerjaan sehingga waktu yang semula longgar dibuang-buang dan
waktu yang tersisa akhirnya tidal mencukupi untuk menyelesaikan pekerjaan. Hal
inilah yang akan membuat citra diri sesorang menjadi kurang baik, yang tentu
saja akan membuat penampilannya menjadi tidak memesona.
d)
Suka bertengkar
Orang yang suka bertengkar biasanya orang egois yang kebetulan mempunyai
kedudukan atau kekuatan. Sikap ini biasanya timbul dari akibat dari iri hati,
tidak mau disaingi atau saja dijadikan alasan untuk bertengkar. Orang yang suka
bertengkar karena mempunyai kedudukan atau kekuatan biasanya orang yang
otoriter, tidak mau mengerti kebutuhan orang lain. Baginya dunia ini adalah
hutan belantara yang harus dimenangkan denga bertengkar kalau perlu berkelahi.
Orang yang suka bertengkar karena wawasannya kurang luas selalu mengukur tiap
masalah menurut pengetahuan yang dimilikinya.
e)
Tidak bertanggung jawab
Tidak bertanggung jawab merupakan sikap seseorang yang tidak mau
meneriam segala resiko dari tindakannya. Orang seperti ini biasanya hanya mau menerima
sisi baiknya saja, apabila ada kekurangan atau ada akibat dari perbuatannya,
dia tidak mau tahu. Pada umumnya orang yang tidak mau bertanggung jawab
menyerakan sepenuhnya saja akibat yang timbul kepada orang lain, bahkan kalau
dapat ia akan menghindar. Sikap yang tidak bertanggung jawab akan merusak
penampilan seseorang.
f)
Sombong
Sombong adalah sikap seseorang yang gemar membanggakan diri secara
berlebihan dan memandang dirinya lebih dari orang lain. Tujuannya orang yang
bersikap seperti itu adalah untuk mendapatkan pujian dari orang lain. Orang
yang sombong haus akan pujian. Sombong dapat saja ditampilkan melalui tindakan,
ucapan ataupun gaya hidup.
g)
Pendendam
Sifat pendendam, yaitu sifat yang tidak mau memaafkan kesalahan orang
lain. Sifat pendendam hanya akan
merugikan diri sendiri. Orang yang pendendam tidak akan merasa nyaman dalam
hidupnya. Setiap hari waktunya diisi dengan sumpah serapah dan sibuk mencari
materi untuk membalas sesamanya. Segala perkataannya selalu kasar dan tidak
dapat menerima keadaan dirinya.pada akhirnya, penampilan orang pendendam
diwarnai keluh kesah dan gerutuan saja.
h)
Acuh terhadap
lingkungan
Sikap acuh terhadap lingkungan membuat seseorang tidak peduli pada apa
yang terjadi disekelilingnya. Akibat
sikap dingin dan acuh tak acuhnya, manusia indeferen tidak berpikir, apalagi
berminat untuk terlibat dalam hidup, masyarakat, dan dunia. Sikap yang demikian
ini menghambat pengenalan dan pengaturan diri.
C. Cara menanggulangi masalah komunikasi
(problem solving) dan menciptakan kerja sama
Kemampuan
mengatasi konflik dan bekerja sama untuk menyelesaikan masalah agar memuaskan
kedua (atau semua ) pihak merupakan salah satu ketrampilan penting bagi
komunikasi. Pola pikir yang positiv berarti menyelesaikan problem dan kesulitan
secara terbuka dengan cara kooperatif dan tidak menggurui. Kita dapat
membicarakan, menelaah dan mendiskusikan masalah. Sekali kita
mengeksplorasi masing-masing sudut
pandang pihak lain, kita berada pada posisi untuk bekerja sama mengatasi
perbedaan.
Ø
Lima
pendekatan terhadap konflik
1.
Kolaborasi
Jika
perhatian utama kita adalah mencari solusi yang memuaskan kedua pihak, kita
akan dapat meluangkan waktu untuk
mendengarkan pandangan orang lain dan memahami bahwa masing-masing menginginkan
pandangannya diterima. Selanjutnya kita
akan meluangkam waktu lagi untuk mencari solusi saling menguntungkan yang dapat
diterima, solusi yang memungkinkan kita dapat hidup berdampingan dan saling
mendukung, yakni melalui pendekatan kolaboratif win-win (menang-menang).
2.
Paksaan
Melalui
pendekatan menang-kalah(win-lose), saya menang anda kalah, mungkin mengamankan
hasil hasil yang kita inginkan, tetapi harus dibayar mahal. Terkadang harga
mahal yang harus dibayar sepadan, masalahnya mungkin sangat penting atau waktu
sangat terbatas sehingga untuk mempertimbangkan harapan dan kebutuhan orang
laintidak mungkin dikerjakan.
3.
Penghindaran
Pendekatan lain adalah menghindari masalah. Inilah pendekatan
kalah-kalah diaman tidak ada orang yang menang karena mengesampingkan
ketidaksepakatan. Yang terkadang menyembunyikan dan pura-pura tidak ada,
membiarkan konflik berkelanjutan dan berharap mendapatkan, membiarkan solusi
pudar atau berubah. Akibatnya dapat memperlakukan harapan dan kebutuhan diri
sendiri sama dengan harapan dan kebutuhan orang lain.
4.
Akomodasi
Pendekatan keempat adalah mengalah, membiarkan orang lain memilih
caranya sendiri. Pendekatan ini kalah-menang (lost-win), ketika kita membiarkan
kebutuhan seseorang dipenuhi dengan mengorbankan diri kita sendiri. Akomodasi
dapat diterima jika permasalah tidak penting bagi kita atau hubungan lebih
penting daripada permasalahan.
5.
Kompromi
Cara kelima menghadapi konflik adalah mengesampingkan perbedaan. Meski
tidak seorangpun terpenuhi semua harapan atau kebutuhannya, bersedia
berkompromi merupakan cara terbaik yang dapat diambil. Kompromi mungkin
merupakan pendekatan yang dapat merusak hubungan paling tidak masih bisa
diperoleh solusi yang masuk akal dengan cepat, dapat diterima, dan dapat
dikerjakan.
Kiat-kiat menaggulangi masalah komunikasi :
1. Saling menghormati
2. Mencari persamaan.
3. Menetapkan kebutuhan, keinginan, kecemasan.
4. Definisikan kembali masalah atau hal yang tidak
disepakati jika diperlukan
5. Mulailah dengan tujuan yang dapat diterima semua pihak
kemudian bekerjalah mundur.
6. Fokuskan pada tujuan.
7. Buatlah pihan.
8. Tetaplah berpikiran terbuka.
9. Bersikaplah positif
10. Bekerjasamalah untuk memecahkan masalah.
11. Gunakan “dan” untuk menggantikan tetapi.
12. Ambil nafas dalam-dalam.
13. Berbagilah perasaan.
14. Gunakan humor.
15. Jangan menginterupsi dan diinterupsi.
16. Luangkan waktu anda.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Littauer
memaparkan Bahwa terdapat 4 tipe kepribadian antara lain kepribadian sanguinis
yang popular, kepribadian melankolis yang sempurna, kepribadian koleris kuat
dan kepribadian plegmatis damai. Keempat tipe kepribadian tersebut mempengaruhi
sikap dan perilaku seseorang dalam menyesuaikan diri dan bersosialisasi dengan
lingkungan disekitarnya. Dan jga dalam
berkomunikasi dengan orang sekitarnya.
Sedangkan Empat tipe kepribadian
orang menurut Katherine Myers dan Isabel Briggs adalah Pengarah dominan, Orang gaul, Penghubung yang
mantap(steady relaters), Pemikir
teliti
Empat
sikap temperamen orang: analis,
legalis, realis, dan empatis.
Tipe
kepribadian pemicu konflik yaitu:
egois, melupkan teman se-tim, menunda-nunda, suka bertangkar, tidak bertanggung
jawab, sombong, pendendam, acuh terhadap lingkungan.
Lima
pendekatan terhadap konflik ialah:
·
Kolaborasi -pendekatan
kolaboratif yaitu win-win
(menang-menang).
·
Paksaan - Yaitu pendekatan menang-kalah(win-lose)
·
Penghindaran-Yaitu pendekatan kalah-kalah (lose-lose)
·
Akomodasi-Yaitu Pendekatan kalah-menang (lose-win)
·
Kompromi-Yaitu pendekatan yang mengesampingkan perbedaan.
DAFTAR PUSTAKA
- Cris Cole, komunikasi sebening Kristal, 2005,
bandung, mizan pustaka.
- Mary Jo Meadow, memahami orang lain (meningkatkan
komunikasi dan hubungan baik dengan orang lain), 2001, Yogyakarta,
kanisius.
Comments
Post a Comment