PR Dan Media Massa
BAB I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Keberadaan
Public Relations dalam suatu organisasi atau perusahaan memang sangat
diperlukan karena sebagai jembatan antara perusahaan dengan konsumen, yaitu
misalnya seorang Public Relations harus bisa menyelesaikan permasalahan yang berhubungan
dengan konsumennya dengan cepat dan hasil yang baik, selain itu Public
Relations juga bagian yang penting dalam kegiatan promosi yang dapat mempertahankan
image yang baik tentang organisasi atau perusahaannya dihadapan publik atau
khalayak. ( Rosady Ruslan, “ Kampanye Public Relations “ 2005: 38 )
Public
Relations dapat menjadi suatu alat atau saluran untuk memperlancar jalannya
interaksi dan penyebaran informasi mengenai informasi yang dibuat oleh instansi
lewat kerjasama melalui pihak pers, media cetak maupun media elektronik.
Public relations (PR) dan media massa tidak
dapat dipisahkan satu sama lain.
Setiap lembaga yang menginginkan publisitas dan citra positif tak dapat meremehkan media massa dalam menjangkau dan mempengaruhi khalayaknya, karena pesan yang disampaikan media adalah elemen fundamental dalam pekerjaan kehumasan.
Setiap lembaga yang menginginkan publisitas dan citra positif tak dapat meremehkan media massa dalam menjangkau dan mempengaruhi khalayaknya, karena pesan yang disampaikan media adalah elemen fundamental dalam pekerjaan kehumasan.
Public
Relation tidak akan terlepas dari publisitas suatu perusahaan atau organisasi,
terkait publisitas tersebut terdapat kegiatan yang sering dilakukan oleh public
relation yaitu wawancara pers dan konferensi pers, Selain itu juga ada bentuk
hubungan yang dijalin oleh Public Relations seperti pameran dan special event. Dan seorang PRO perusahaan dituntut untuk dapat mempersiapkan segala
sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan publikasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Diantara
banyak kegiatan yang dapat dilakukan dalam media relations, terdapat dua
kegiatan yang paling sering dilakukan, yaitu wawancara pers dan konferensi
pers, disisi lain ada beberapa jenis kegiatan pers seperti kunjungan pers, dan
resepsi pers, yang jarang dilakuakan. Selain itu juga ada bentuk hubungan yang
dijalin oleh Public Relations seperti pameran dan special event . dari semua bentuk kegitan pers diatas bertujuan
untuk membentuk image positif suatu lembaga/organisasi kepada khalayak baik
intern maupun ekstern.
A. Wawancara
pers
Wawancara adalah kegiatan sehari-hari
jurnalis. Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk wawancara, sisanya untuk
menuliskannya. Karena itu, hasil wawancara mereka adalah harta yang paling
berharga dari seorang jurnalis.
Wawancara pers datang dari insiatif
media massa. Wawancara yang berlangsung dapat berupa wawancara yang
dipersiapkan maupun wawancara spontan. Wawancara
pers sifatnya lebih pribadi, lebih individual. PR atau top manajemen yang
diwawancarai hanya berhadapan dengan wartawan yang bersangkutan. Wawancara pers
bisa terjadi karena ketidakpuasan wartawan terhadap isi pidato atau makalah
yang dibaca seorang tokoh atau pejabat tinggi, namun juga bisa memunculkan
pertanyaan-pertanyaan baru berdasarkan isu yang sedang beredar, namun menurut
Soleh Soemirat wawancara yang baik sebaiknya direncanakan agar kedua belah
pihak siap untuk diwawancarai dan mewawancarai. (Soleh Soemirat, 2005:129)
Wawancara pers ini ada dua macam, yaitu wawancara yang
dipersiapkan dan wawancara spontan (Abdullah, 2004: 98).
a. Wawancara yang
dipersiapkan
Untuk wawancara dari liputan yang direncanakan ini, bagi
seorang narasumber bisa mempersiapkan diri karena kita bisa menjanjikan
untuk wawancara itu satu jam kemudian setelah wartawan menghubungi, atau
malah bisa beberapa hari kemudian. Dalam penantian menuju satu jam kemudian
atau esok hari, kita akan bisa mempersiapkan diri dengan membuka kembali ”referensi”
atau malah mempersiapkan bahan atau data tertulis lainnya untuk diberikan
sebagai pelengkap
b. Wawancara spontan
Yang dimaksud dengan wawancara spontan disini adalah
wawancara mendadak ketika secara tiba-tiba bertemu dengan wartawan, misalnya
setelah jumpa pers dimana wartawan menanyakan pula masalah diluar materi jumpa
pers atau pada acara kunjungan pers, resepsi pers maupun pada suatu kegiatan.
Hal khusus yang penting dalam wawancara pers
(Abdullah, 2004: 99)
1.
Semakin tinggi kredibilitas seseorang, maka semakin besar
kemungkinan dia untuk selalu diwawancara media massa, baik setelah tampil dalam
sebuah acara maupun dihubungi untuk wawancara khusus
2.
Hindari kesan arogan saat anda diwawancara. Wartawan
tidak menyukai narasumber yang arogan dan menggangap remeh pertanyaan yang
diajukan
3.
Ciptakan suasana tenang dan santai saat anda diwawancara
(kendati anda didatangi oleh banyak wartawan). Dengan sikap yang tenang anda
tidak terjebak oleh jawaban atau ucapan yang salah
4.
Wawancara tidak selamanya berlangsung secara tatap muka,
kerapkali dilakukan melalui telepon. Karena itu layanilah wartawan yang ingin
berwawancara melaui telepon
5.
Jika tidak menguasai masalah atau pertanyaan yang
diajukan bukan menjadi wewenang anda, sebaiknya anda menolak untuk diwawancara
6.
Hasil wawancara karena berbagai faktor adakalanya dengan
terpaksa tidak diturunkan menjadi sebuah berita. Begitu pun wawancara panjang
lebar, adakalanya dikutip satu alenia saja.
Dalam
melakukan wawancara, seorang jurnalis memiliki teknik-teknik dan cara-cara
wawancaranya sendiri. Beberapa teknik yang sudah sering digunakan mereka bisa
dimanfaatkan PR dalam mengantisipasi setiap modus operandi para jurnalis dalam
mengorek berita.
Hal-hal apakah yang harus dipersiapkan seprang journalist saat melakukan wawancara
Hal-hal apakah yang harus dipersiapkan seprang journalist saat melakukan wawancara
1.
Mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Ketahui sebanyak mungkin tentang karir,
pekerjaan, hobi, latar belakang dan hal-hal lain dari orang yang akan
diwawancarai.
2.
Jangan terkejut, kaget, atau emosi, apabila jurnalis mendekati kita dari hal-hal
yang sifatnya pribadi.
3.
Bersikap dan berperilakulah yang wajar dan ramah. Menanyakan dengan baik
identitas, media, dan maksud kedatangan wartawan tersebut, menjaga kata-kata
dan tidak emosi.
4.
Mempersiapkan pertanyaan yang akan diajukan dalam urutan-urutan yang
sistematis.
5.
Persiapkanlah jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan
ditanyakan wartawan.
6.
Mencoba mendekatkan diri. Karena dalam pelaksanaan wawancara, acapkali
pendekatan secara tidak langsung terhadap masalah yang akan dipertanyakan,
membawa hasil yang lebih baik. Jangan begitu ketemu langsung menanyakan
masalah, tetapi bawalah dulu pada percakapan ke arah titik-titik yang menjadi
perhatian orang yang akan diwawancarai.
7.
Jangan terlena apabila pers memulai dengan pertanyaan ringan, atau pertanyaan
yang kita sukai. Fokuskan pikiran anda pada topik yang sedang dibahas. Jangan
ragu, curiga, atau takut, kendati ada masalah di lembaga/instansi yang bisa
menjadi konsumsi pers.
8.
Ingatlah bahwa kita adalah orang yang bertanya. Jadi jangan sekali-kali, atau
hindarkan sedapat mungkin berbicara terlalu banyak. Apalagi mengemukakan
pendapat, saran, atau usul. Ajak sekali-kali wartawan berdiskusi karena
seringkali mereka memiliki saran dan usul yang baik.
9.
Jalinlah hubungan yang akrab.Pertahankanlah sedapat mungkin suasana wawancara
yang tidak tegang, bawalah ke suasana santai dan rileks, tapi bebas dan sopan.
Selain memahami karakteristik wartawan,
praktisi PR juga perlu memahami narasumber yang dianggap layak untuk
diwawancara oleh media. Narasumber tersebut dapat berupa PR Manager, juru
bicara, Direktur, pejabat berwenang yang memberikan informasi, dan/atau pejabat
yang memahami dan menguasai situasi dan kondisi permasalahan. Narasumber
tersebut juga adalah orang yang mempunyai kredibilitas, berwawasan luas,
pemikiran yang tajam dan analitis, serta mempunyai data dan informasi yang
dibutuhkan oleh media.
Lebih
rinci, berikut narasumber yang disukai oleh wartawan, yaitu :
1.
Memiliki kredibilitas.
Maksudnya,
narasumber tersebut adalah orang yang mempunyai kedudukan paling tinggi di
suatu organisasi; terkenal/terkemuka; pakar dibidangnya; memiliki wewenang; dan
berprestasi/unggul.
2.
Tajam dan analitis.
Narasumber yang
baik adalah narasumber yang mampu dengan tajam menganalisis fenomena atau
kecenderungan yang diajukan oleh wartawan sebagai bahan wawancara. Mengapa
fenomena itu muncul, bagaimana dampaknya bagi masyarakat dan bagaimana
solusinya.
3.
Kaya dengan data dan informasi mutakhir.
Data dan informasi
yang disampaikan oleh narasumber ke media harus aktual.
4.
Berani.
Berani
disini adalah keberanian yang disertai tanggungjawab sosial dan moral, ditambah
dengan analitis situasi yang tajam.
5.
Berpikir runtut.
Narasumber dapat
menyampaikan informasi secara sistematis, logis dan kritis.
6.
Berwawasan luas.
Luasnya wawasan
akan memperkaya opini atau pendapat narasumber, karena ia tidak berkutat pada
bidangnya sendiri tapi juga mampu menghubungkannya dengan permasalahan atau
persoalan lain, khususnya yang tengah hangat di masyarakat.
7.
Bukan jago kandang.
Narasumber yang
jago kandang adalah narasumber yang hanya bersuara nyaring di lingkungannya
saja. Ketika suaranya akan disalurkan di media, ia malah ketakutan untuk
dikutip pernyataannya.
8.
Konsisten.
Narasumber yang
disukai wartawan adalah mereka yang konsisten dengan pernyataan sebelumnya.
Narasumber yang tidak konsisten dengan pernyataannya bisa membingungkan
wartawan.
9.
Gampang dihubungi.
Narasumber mudah
dihubungi ketika wartawan ingin melakukan wawancara, ataupun mengkonfirmasi
pernyataan narasumber saat wawancara sebelumnya.
10. Paham dunia
jurnalistik.
Artinya, narasumber harus tahu
unsur-unsur jurnalistik apa yang memiliki daya tarik dalam penulisan sebuah
opini. Selain itu, ia juga harus paham tentang media massa, sehingga tidak
salah dalam menerapkan strategi berwawancara atau mengemukakan pendapatnya di
media.
Beberapa
pegangan pokok yang harus diingat PR dalam menghadapi suatu wawancara pers,
yaitu:
1. Pertanyaan-pertanyaan wartawan hendaknya dijawab sebagaimana mestinya,
kecuali yang bersifat rahasia atau sesuatu yang tidak/belum boleh diumumkan.
2. Sedapat mungkin hindari pemberian keterangan yang sifatnya off the record.
3. Hendaknya selalu terbuka bagi kunjungan-kunjungan wartawan.
4. Press service yang baik dapat menjamin hubungan yang baik antara instansi atau lembaga yang bersangkutan dengan pihak pers. Jalinan yang baik ini memperlancar arus informasi melalui media massa.
1. Pertanyaan-pertanyaan wartawan hendaknya dijawab sebagaimana mestinya,
kecuali yang bersifat rahasia atau sesuatu yang tidak/belum boleh diumumkan.
2. Sedapat mungkin hindari pemberian keterangan yang sifatnya off the record.
3. Hendaknya selalu terbuka bagi kunjungan-kunjungan wartawan.
4. Press service yang baik dapat menjamin hubungan yang baik antara instansi atau lembaga yang bersangkutan dengan pihak pers. Jalinan yang baik ini memperlancar arus informasi melalui media massa.
Berikut adalah contoh wawancara pers Koran Jakarta (24
Maret 2009) dengan Presiden Direktur PT Excelcomindo
Pratama Tbk., Hasnul Suhaimi.
Berilah tanggapan hasil wawancara tersebut dilihat dari sisi Humas.
Merangsang
Pelanggan Berkomunikasi
Pda
2008, Excelcomindo (XL) meraih pendapatan usaha sebesar 12,156 miliar rupiah
atau naik 45 persen ketimbang tahun sebelumnya dengan 26 juta pelanggan. Tak
hanya itu, padatahun lalu, XL berhasil membangun sekitar lima ribuan base
tranceiver station (BTS) sehingga padatahun lalu, jumlah infrastruktur yang
dimiliki melebihi pemain nomor dua, Indosat.
Tercatat, XL memiliki sekitar 16.729
BTS yang menghasilkan jumlah outgoing minutes sebesar 54,9 milliar
menit, dengan total pelanggan saat ini mencapai 2,6 juta.
Keberhasilan XL menjadi pemain
kompetitif di jasa seluler selama hampir tiga tahun belakangan ini tidak bisa
dilepaskan dari sosok Hasnul Suhaimi. Pria kelahiran Bukittinggi, 23 April
1957 silam itu padaRapat Umum Pemegang Sahara Tahunan (RUPST) XL pekan lalu
kembali ditampuk memimpin anak perusahaan Telekom Malaysia (TM) tersebut untuk
tiga tahun ke depan.
Untuk mengetahui kebijakan selama tiga
tahun ke depan, wartawan Koran Jakarta, Doni Ismanto, berkesempatan
mewawancarai Presiden irektur PT Excelcomindo Pratama Tbk itu belum lama ini.
Berikut petikannya.
XL berhasil menunjukkan sejumlah
prestasi di bawah kepemimpinan Anda, apa rahasianya?
Kekompakan.
Itu rahasianya. Tim manajemen di XL solid. Dan semua itu disokong oleh
pemegang saham yang solid juga. Pemegang saham percaya penuh dengan manajemen.
Mereka (pemegang saham) datang sebulan sekali untuk mengetahui sejauh mana
strategi dijalankan, selanjutnya semua diserahkan ke manajemen.
Ukuran sukses menurut Anda dari sisi
raihan pelanggan atau pendapatan?
Kami
selalu konsen ke raihan pendapatan dua tahun ini. Sejak 2006 selalu terjadi
pertumbuhan yang signifikan. Dari dulu, XL selalu melihat keberhasilan dengan
peningkatan pelanggan yang riil guna meningkatkan pendapatan.
Kompetisi
makin ketat tahun ini. Strategi apa yang akan digunakan?
Kami
akan tetap merangsang pelanggan untuk berkomunikasi. Selain akuisisi pelanggan,
kami akan merangsang pelanggan lama untuk lebih banyak berkomunikasi. Salah
satunya dengan cross selling. Contohnya, jika ada pelanggan yang tidak
suka pakai SMS, kita rangsang agar mau menggunakan jasa tersebut. Hal ini
karena suara dan SMS adalah sumber pendapatan utama bagi XL. Sedangkan layanan
data bisa dikatakan sebagai retention.
Banyak kalangan menganggap tahun ini
adalah cobaan sebenarnya bagi industri telekomunikasi. Bagaimana menurut Anda?
Tiga
tahun ke depan memang sisa-sisa pertumbuhan dari industri ini. XL sendiri
meskipun menargetkan ada 4 juta pelanggan baru, tetap berharap lebih banyak.
Setelah tiga tahun ke depan, barulah bicara bersaing retensi. Persaingan
nantinya akan lebih banyak ke Value Added Services (VAS) nantinya secara
cross selling.
Apa harapan XL kepada regulator untuk
membangun industri ke depan?
Dibutuhkan
kebijakan yang lebih mendukung untuk peningkatan akses Internet. Meskipun kami
fokus kepada suara dan SMS untuk meningkatkan pendapatan, transfer knowledge
itu tetap pada Internet. Regulator harusnya melihat segala sesuatu dengan
holistik. Contohnya, dalam pemberian frekuensi 3G tidak tepatlah dibanderol
dengan harga ratusan miliar rupiah. jika kebijakan itu yang diambil, operator
yang punya frekuensi tidak bisa membangun, sedangkan yang ingin membangun
tidak diberikan frekuensi.
Apa dampak harga frekuensi yang mahal?
Impian
satu komputer satu sekolah yang didengungkan pemerintah tak akan tercapai. Apa
bedanya antara wimax dan 3G fungsinya sama. Kenapa harga frekuensi 3G
dibedakan. Padahal, jika diberikan harga frekuensi yang murah masyarakat akan
diuntungkan dengan biaya Internet yang murah. Kondisi ini akan memicu adanya
tambahan PPn dan larisnya penjualan modem serta komputer. Semua ini ada
turunannya sehingga menggerakkan ekonomi rakyat. Inilah yang dinamakan
membangun ekosistem
B. Konferensi pers
Konferensi pers adalah acara khusus yang dibuat
sebagai sarana untuk mengumumkan, menjelaskan, mempertahankan atau
mempromosikan kebijaksanaan dengan maksud untuk mengukuhkan pengertian dan
penerimaan publik pada pihak pemrakarsa acara.
Konferensi pers didefinisikan juga
sebagai kegiatan mengundang wartawan untuk berdialog, dengan materi yang telah
disiapkan secara matang oleh Public Relations Officer (Pejabat PR).
Sasaran
pertemuan dalam konferensi diharapkan dapat dimuat dalam media massa (cetak,
elektronik, atau on line) dari wartawan yang diundang.
Tujuan utama konferensi pers adalah
untuk mewujudkan keinginan pemrakarsa untuk menyampaikan pernyataan atau informasi
oleh organisasi
atau individu
dengan mengundang media massa
agar datang dan meliput dengan harapan berita akan disiarkan seluas-luasnya. Publikasi informasi ini
diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan khalayak sasaran.
Selain itu tujuan lain dari
konferensi pers adalah untuk memperoleh publisitas sehubungan dengan berita yang
sangat penting, seperti pengenalan sebuah produk baru, pemogokan buruh,
perubahan dalam manajement, perluasan pabrik, perjanjian kerjasama, dan
kecelakaan.
Tujuan lain dari pelaksanaan
konferensi pers adalah:
·
Menyebarkan informasi positif pada public
·
Menetralisir berita atau membantah berita yang tidak benar
atau negative tentang perusahaan atau manajemen.
·
Meningkatkan cerita (company image atau product/bran image)
·
Membina hubungan secara langsung dengan pers.
Persiapan konferensi pers:
·
Kirimkan undangan kepada redaksi minimal tiga hari sebelum
konferensi pers berlangsung
·
Cek kembali undangan yang sudah dikkirimkan
·
Membuat news release atau press release yang ingin
disampaikan dalam konferensi pers
·
Menunjuk juru bicara dalam konferensi pers, yang mengetahui
permasalahan yang akan dibahas. Biasanya terdiri dari beberapa orang yang
sesuai dengan bidang masing-masing dan satu sama lain saling menunjang.
·
Menyiapkan tempat pertemuan sesuai dengan jumlah yang
diundang dan tuan rumah.
·
Lengkapi dengan LCD proyektor, OHP dalam pertemuan itu.
·
Jika konferensi pers sebelum atau sesudah makan siang,
siapkan makanan kecil dan minumannya.
·
Sediakan souvenir (kalau ada)
·
Buat daftar hadir atau buku tamu, khusus bagi wartawan
ketika baru datang.
·
Lama dan jalannya konferensi pers diatur secara ringkas,
padat jelas dan terarah, agar waktu tidak terbuang, mengingat masih banyaknya
tugas wartawan yang lain.
·
Bila ada wartawan dalam konferensi pers bertanya diluar
konteks, perlu dijawab bila tidak akan menimbulkan citra negative pada
perusahaan atau ditolak secara halus.
·
Bila ada wartawan tidak diundang, datang ke konferensi pers
atau dibawa temennya yang diundang, tetap saja harus dilayani dan terima secara
baik-baik.
Sikap dan perilaku menghadapi pers:
·
Selalu bersedia menerima dan menampung dahulu apa yang
wartawan inginkan.
·
Tidak ragu, curiga atau takut, kendati ada masalahan di
perusahaan yang bisa menjadi konsumsi pers.
·
Bersikap dan berperilaku wajar dan ramah
·
Melayani dengan komunikatif dan informative
·
Bila dalam perusahaan ada kasus, perlu diterapkan bahwa
segala permasalahan dapat dicari pemecahannya dan hadapi dengan sikap tenang.
Syarat-syarat penyelenggaraan
konferensi pers:
·
Tujuan, alasan mengapa konferensi pers diadakan
·
Tanggal pelaksanaan, memilih tanggal yang tepat
·
Tempat penyeleggaraan
·
Daftar tamu
·
Undangan
·
Identitas tamu
·
Paket pers, segala informasi yang akan disampaikan
·
Komsumsi
·
Kenang-kenangan
·
Pengelola acara
Informasi yang disampaikan pada
konferensi pers biasanya meliputi:
·
Menyampaikan kinerja perusahaan
·
Untuk membantah isu atau berita miring
C.
Special event
Special event adalah Salah satu cara
yang bisa dilakukan untuk menarik perhatian dan minat publik terhadap
produk/jasa atau kebijakan organisasi.perusahaan, public relations bisa
menyelenggarakan acara-acara khusus.
Macnamara (1996: 154) menyatakan bahwa
special event adalah sebuah event yang biasanya dilaksanakan untuk mendapatkan
perhatian media yang bermuara pada perhatian publik tentang perusahaan (atau
organisasi) atau produk perusahaan . Merancang acara tertentu atau lebih
dikenal dengan peristiwa khusus (special event) yang dipilih dalam jangka
waktu, tempat, dan objek tertentu yang khusus sifatnya untuk memengaruhi opini public.
Special event dapat dimanfaatkan untuk
memberikan informasi secara langsung dan mendapatkan hubungan timbale balik
yang positif dengan publiknya. Sebagai media komunikasi dan publisitas, pada
akhirnya media massa maupun khalayak akan memperoleh pengenalan, pengetahuan
dan pengertian yang mendalam terhadap perusahaan sehingga akan muncul citra
positif bagi perusahaan.
Secara
khusus, public relations special events bisa meningkatkan 4 unsur penting
:
1. Awareness ( pengenalan) produk/jasa,policy, organisasi
2. Pleasure, upaya pemenuhan selera publik
3. Knowledge, meningkatkan pengetahuan publik
4. Image, meningkat citra positif perusahaan.
Bentuk Special
Events dilihat dari jenis kegiatannya terdiri dari :
1. Acara
peresmian. Peresmian gedung/fasilitas baru, kantor cabang, dll
2. Acara
peringatan tertentu, missal peringatan Isra Mi’raj, peringatan Hari kemerdekaan
3. Acara
komersial, peluncuran produk barang/jasa tertentu
4. Acara
Sosial, misalnya pemberian santunan yatim piatu, sumbangan bencana, dll.
Bentuk-bentuk
special events yang sudah dikenal saat ini di antaranya :
1. Festival, misalnya A Mild Jazz Festival, festival musik jazz
yang diselenggarakan produsen rokok A Mild
2. Fair, misalnya Jakarta Fair, Banten Fair
3. Parade, biasanya menghadapi perayaan ahri-hari besar tertentu.
4. Seminar, acaranya lebih formal, membahas tema tertentu.
5. Open house, mengundang publik untuk mendatangi perusahaan guna
melihat langsung perusahaan tsb.
Beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan special events;
1. Penyusunan
jadwal, mulai dari persiapan, pelaksanaan atau kegiatan serta tema dari special
events itu sendiri, dan dukungan dana (budget) fasilitas, personel
(manajemen) serta kemudian evaluasinya.
2. Personel
yang terkait mensukseskan acara. Mulai dari panitia pelaksana, sponsorhip, tamu
undangan, sampai master of ceremony.
3. Rancangan
pelaksanaan kegiatan, bagaimana bentuk penyajian dll.
4. Tujuan
khusus dan umum special events tersebut.
D.
Pameran
Pameran merupakan
suatu bentuk dalam usaha jasa pertemuan. Yang mempertemukan antara produsen dan pembeli namun pengertian pameran lebih jauh
adalah suatu kegiatan promosi yang dilakukan oleh suatu produsen, kelompok, organisasi,
perkumpulan tertentu dalam bentuk menampilkan display produk kepada calon
relasi atau pembeli. Adapun macam pameran itu adalah : show, exhibition,
expo, pekan raya, fair, bazaar, pasar murah.
1.
Klasifikasi Pameran.
Pameran meliputi berbagai jenis yang
ditentukan oleh aspek-aspek yang dicangkupnya.
a.
Berdasarkan jenisnya
1)
Pameran barang
Sesuai dengan istilah yang
dikandungnya, pada pameran ini dipertunjukkan benda-benda yang umumnya
berbentuk asli, misalnya pameran mobil, alat-alat komunikasi elektronik, buku,
lukisan, dan lain-lain barang baru.
Maksud pameran jenis ini
adalah untuk memperkenalkan berbagai barang kepada public sehingga mereka,
selain menjadi tahu, juga termotifasi untuk membeli.
2)
Pameran kegiatan
Selain benda yang biasa
dipamerkan, acap kali pula kegiatan atau jasa. Dalam pameran jenis ini memang
terdapat berbagai benda, namun yang dipamerkan bukan bendanya sendiri,
melainkan prosesnya, misalnya pameran lalu lintas, pameran Palang Merah
Indonesia.
Adakalanya pameran kegiatan
ini oleh para pengusaha dimanfaatkan untuk mempromosikan barang. Sebagai contoh
ialah pameran pers. Sebetulnya yang dipamerkan adalah proses pemberitaan hingga
menjadi surat kabar atau majalah, tetapi oleh perusahaan tertentu dimanfaatkan
untuk memamerkan peralatan cetak-mencetak.
b.
Berdasarkan sifatnya
1)
Pameran khusus
Pameran yang sifatnya khusus ialah yang
diselenggerakan secara mandiri oles suatu organisasi tertentu, baik perusahaan,
instansi, atau lembaga tertentu. Pameran jenis ini sering diselenggarakan,
misalnya oleh perguruan tinggi, persatuan penggemar perangko, pelukis dan
sebagainya.
2)
Pameran bersama
Pameran bersama sering diselenggarakan untuk
menghemat biaya karena pameran ini dikelola oleh beberapa organisasi dalam
bidang yang sama, atau dengan tujuan yang sama. Sebagai contoh adalah pameran
pembangunan, yang para pesertanya adalah jawatan-jawatan. Tidak jarang pula
diadakan pameran fotonatau pameran lukisan oleh beberapa orang secara
bersama-sama.
3)
Pameran umum
Pameran yang bersifat umum adalah pameran
yang diikuti oleh siapa saja dan jenis barang atau jasa apa saja. Contoh untuk
pameran jenis ini adalah pekan raya (fair), misalnya Jakarta Fair.
c.
Berdasarkan frekuensinya
1)
Pameran berkala
Banyak lembaga atau perusahaan yang
menyelenggarakan pameran secara berkala, apakah setiap bulan, setiap triwulan,
atau setiap tahun. Karena diselenggarakn secara berkala, maka personelnya
biasanya tetap-karena berpengalaman dalam menghadapi masalah beserta
pemecahannya, dan perlengkapannya dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan
bongkar pasang.
2)
Pameran insidental
Pameran diselenggarakan secara incidental
apabila dianggap perlu atau ada kesempatan. Umpamanya, pada suatu ketika ada
pameran umum, maka kesempatan itu dipergunakan sebaik-baiknya untuk ikut serta.
Diperguruan tinggi, misalnya, sering diselenggarakan pameran oleh fakultas
tertentu dalam rangka dies natalisnya. Demikian pula badan-badan atau
lembaga-lembaga lain. Jadi, tidak diadakan secara tetap dan teratur dalam kurun
waktu tertentu.
d.
Berdasarkan lingkup geografis
1)
Pameran lokal
Pameran lokal umumnya diselenggarakan
disebuah kota untuk menginformasikan kegiatan organisasi-organisasi dan
masyarakat atau hasil produksi perusahaan-perusahaan setempat.
Tetapi adakalanya perusahaan yang lingkupan
usahanya bertaraf nasional, bahkan internasional, menyelenggarakan pameran di
sebuah kota tertentu bagi masyarakat sekitarnya.
2)
Pameran nasional
Pameran nasional lebih luas lingkupannya
daripada pameran lokal. Yang disajikan pada pameran jenis ini adalah kegiatan
departemen dan lembaga-lembaga bertaraf nasional serta hasil produksi dalam
negeri yang lingkup pemasarannya seluas wilayah Negara. Pekan Raya Jakarta atau
Jakarat Fair adalah contoh pameran nasional.
Adakalanya produksi luar negeri pun
diikutsertakan dalam pameran nasional itu, tetapi secara proporsional tidak
mendominasi.
3)
Pameran internasional
Yang lebih luas dan lebih
besar dari pameran lokal dan pameran nasional adalah pameran internasional,
yang sering pula dinamakan exposition atau disingkat expo. Pameran jenis ini
sengaja diselenggarakan untuk diikuti oleh Negara-negara dari seluruh dunia,
baik yang akan memamerkan hasil produksinya maupun kegiatannya, tetapi
kesemuanya bersifat internasional.
Adakalanya pameran
internasional ini hanya memamerkan sejenis hasil produksi atau hasik karya,
misalnya pameran pesawat terbang, pameran kendaraan beroda empat, pameran buku
atau pameran lukisan. Tidak jarang pula pameran jenis itu diselenggarakan untuk
memamerkan aneka jenis barang dan jasa, seperti New York Fair, Pekan Raya
Internasional Muchen, dan lain-lain.
Pameran Internasional tidak
selalu diselenggarakan di sebuah kota di suatu Negara; kadang-kadang dilakukan
juga dalam bentuk pameran terapung(floating exhibition) sehingga bukan pameran
yang didatangi pendududuk dari berbagai Negara, melainkan pameran itu sendiri
yang mendatangi Negara-negara.
2.
Perencanaan menyelenggarakan
pameran.
Beberapa hal yang dapat
dipergunakan untuk pedoman penyelenggaraan pameran yang berlaku untuk semua
taraf.
a.
Menentukan tema
Tema sudah harus
ditentukan pada saat ide untuk
mengadakan pameran itu dijabarkan. Penentuan tema itu penting karena menyangkut
banyak pelengkapan yang harus diadakan.
b.
Mengadakan penelaahan
Penelaahan yang seksama perlu dilakukan hasil penelaahan
seyogyanya dicatat untuk bahan pembahasan dan perencanaan.
c.
Menetapkan perencanaan
Untuk menata ruang pameran,
diperlukan seorang perancang. Lebih-lebih pameran yang akan diselengarakan
dalam suasana persaingan, misalnya pameran berbentuk stand di sebuah pekan raya.
d.
Menentukan kontraktor
Dalam pameran taram
International, Para kontraktor sebaiknya diundang untuk mengajukan penawaran guna dipilih mana
yang sekiranya dapat digunakan sesuai dengan kegiatan.
e.
Menetapkan jenis barang yang akan
dipamerkan
Sesuai dengan tema, acara,
dan ukuran ruangan pameran, barang-barang yang akan dipamerkan harus ditentukan.
f.
Menentukan personel
Personel pameran yang akan
dilibatkan dalam pameran turut menentukan berhasil tidaknya kegiatan penetapan
personel pameran berlaku pula untuk petugas keamanan dan pengemudi kendaraan.
3.
Cara-cara membuat pameran menarik.
Beberapa cara untuk memikat perhatian
khalayak
a.
Menciptakan bentuk istimewa
b.
Memberi warna kontras
c.
Menyajikan suara keras
d.
Menciptakan alat bergerak
e.
Menyebarkan wangi-wangian
·
Ruang untuk
setiap peserta pameran disebut stand atau booth yang dibagikan
dan diatur oleh panitia penyelenggara.
BAB III
KESIMPULAN
Diantara
banyak kegiatan yang dapat dilakukan dalam media relations, terdapat dua
kegiatan yang paling sering dilakukan, yaitu wawancara pers dan konferensi pers,
Selain itu juga ada bentuk hubungan yang dijalin oleh Public
Relations seperti pameran dan special
event . dari semua bentuk kegitan pers diatas bertujuan untuk membentuk image positif suatu lembaga/organisasi kepada khalayak baik
intern maupun ekstern.
A. Wawancara
pers
Wawancara adalah kegiatan sehari-hari
jurnalis. Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk wawancara, sisanya untuk
menuliskannya. Karena itu, hasil wawancara mereka adalah harta yang paling
berharga dari seorang jurnalis.
Wawancara pers datang dari insiatif
media massa. Wawancara yang berlangsung dapat berupa wawancara yang
dipersiapkan maupun wawancara spontan. Wawancara
pers sifatnya lebih pribadi, lebih individual. PR atau top manajemen yang
diwawancarai hanya berhadapan dengan wartawan yang bersangkutan. Wawancara pers
bisa terjadi karena ketidakpuasan wartawan terhadap isi pidato atau makalah
yang dibaca seorang tokoh atau pejabat tinggi, namun juga bisa memunculkan
pertanyaan-pertanyaan baru berdasarkan isu yang sedang beredar, namun menurut
Soleh Soemirat wawancara yang baik sebaiknya direncanakan agar kedua belah
pihak siap untuk diwawancarai dan mewawancarai. (Soleh Soemirat, 2005:129)
B. Konferensi
pers
Konferensi pers adalah acara khusus yang dibuat
sebagai sarana untuk mengumumkan, menjelaskan, mempertahankan atau
mempromosikan kebijaksanaan dengan maksud untuk mengukuhkan pengertian dan
penerimaan publik pada pihak pemrakarsa acara.
Konferensi pers didefinisikan juga
sebagai kegiatan mengundang wartawan untuk berdialog, dengan materi yang telah
disiapkan secara matang oleh Public Relations Officer (Pejabat PR).
Sasaran
pertemuan dalam konferensi diharapkan dapat dimuat dalam media massa (cetak,
elektronik, atau on line) dari wartawan yang diundang.
C.
Special event
Special event adalah Salah satu cara
yang bisa dilakukan untuk menarik perhatian dan minat publik terhadap
produk/jasa atau kebijakan organisasi.perusahaan, public relations bisa
menyelenggarakan acara-acara khusus.
Macnamara (1996: 154) menyatakan bahwa
special event adalah sebuah event yang biasanya dilaksanakan untuk mendapatkan
perhatian media yang bermuara pada perhatian publik tentang perusahaan (atau
organisasi) atau produk perusahaan . Merancang acara tertentu atau lebih
dikenal dengan peristiwa khusus (special event) yang dipilih dalam jangka
waktu, tempat, dan objek tertentu yang khusus sifatnya untuk memengaruhi opini public.
D. Pameran
Pameran merupakan
suatu bentuk dalam usaha jasa pertemuan. Yang mempertemukan antara produsen dan pembeli namun pengertian pameran lebih jauh
adalah suatu kegiatan promosi yang dilakukan oleh suatu produsen, kelompok, organisasi,
perkumpulan tertentu dalam bentuk menampilkan display produk kepada calon
relasi atau pembeli. Adapun macam pameran itu adalah : show, exhibition,
expo, pekan raya, fair, bazaar, pasar murah.
Klasifikasi Pameran.
Pameran meliputi berbagai jenis yang
ditentukan oleh aspek-aspek yang dicangkupnya.
a.
Berdasarkan jenisnya
1)
Pameran barang
2)
Pameran kegiatan
b.
Berdasarkan sifatnya
1)
Pameran khusus
2)
Pameran bersama
3)
Pameran umum
c.
Berdasarkan frekuensinya
1) Pameran berkala
2) Pameran insidental
d. Berdasarkan lingkup geografis
1) Pameran lokal
2) Pameran nasional
3) Pameran internasional.
DAFTAR PUSTAKA
·
N Frazier Moore,
Phd, Humas membangun citra dan komunikasi, PT. Remaja Rosda karya offset.
Bandung, 2005
·
Soemirat, Soleh,
dan Elvinaro Ardianto, 2002, Dasar-Dasar Public Relations, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
·
Abdullah, Aceng, 2000, Press Relations. Kiat
Berhubungan dengan Media, Bandung: Rosdakarya.
·
M Linggar Anggoro, Teory dan Profesi kehumasan, Bumi
Aksara. Jakarta, 2002
·
Onong Uchyono Efendi, Hubungan Masyarakat, Rosydakarya,
Bandung, 2006.
Comments
Post a Comment