Bahasa dan Budaya
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Di dunia terdapat berbagai kelompok manusia dengan budaya dan
subbudaya yang berbeda, tidak mengherankan bila terdapat kata-kata yang
kebetulan sama atau hampir sama tetapi dimaknai secara berbeda, atau kata-kata
yang berbeda namun dimaknai secara sama. Konsekuensinya, dua orang yang berasal
dari budaya yang berbeda boleh jadi mengalami kesalahpahaman ketika mereka
menggunakan kata yang sama. Oleh karenanya suatu masyarakat bahasa, dituntut
adanya kesamaan atau keseragaman bahasa di antara para anggotanya. Tanpa adanya
keseragaman bahasa, hubungan sosial akan runtuh, sebab di antara anggota
masyarakat itu tidak akan terjadi saling mengerti dalam berkomunkasi verbal.
Seperti halnya Masyarakat Indonesia yang majemuk yang sangat kaya dengan
berbagai macam bahasa daerah memiliki bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia.
Kesinambungan
antara bahasa dan budaya tidaklah dapat dipisahkan. Karena bahasa merupakan
cermin budaya dan identitas diri penuturnya. Hal ini berarti, apakah bahasa
dapat mempengaruhi budaya masyarakat atau sebaliknya?, sehingga bahasa dapat
menentukan kemajuan dan “mematikan” budaya bangsa. Oleh
karena itu mari kita tela’ah kembali satu persatu antara keduanya.
B.
Rumusan
Masalah
Dari uraian latarbelakang diatas, maka
penulis menyusun permasalahan sebagai berikut :
1.
Apakah pengertian Bahasa dan Budaya?
2.
Bagaimanakah hubunagan antara bahasa dan budaya?
3.
Bagaimanakah pengaruh bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budaya?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk
mengetahui pengertian Bahasa dan Budaya.
2.
Untuk
mengetahui hubungan antara bahasa dan
budaya .
3.
Untuk
mengetahui pengaruh bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas
budaya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bahasa
a.
Pengertian Bahasa
Istilah bahasa dalam bahasa Indonesia, sama dengan language, dalam
bahasa Inggris, taal dalam bahasa Belanda, sprache dalam bahasa Jerman,
lughatun dalam bahasa Arab dan bhasa dalam bahasa Sansekerta. Istilah-istilah
tersebut, masing-masing mempunyai aspek tersendiri, sesuai dengan pemakainya,
untuk menyebutkan suatu unsur kebudayaan yang mempunyai aspek yang sangat luas,
sehingga merupakan konsep yang tidak mudah didefinisikan.
Bahasa adalah sebagai sebuah sistem komunikasi yang membuat
manusia dapat bekerja sama. Definisi ini menekankan fungsi sosial dari bahasa
dan fakta bahwa manusia menggunakannya untuk mengekspresikan dirinya sendiri
dan untuk memanipulasi objek dalam
lingkungannya. Teori
fungsional dari tata bahasa menjelaskan struktur tata-bahasa lewat
fungsi komunikatifnya, dan memahami struktur tata-bahasa dari bahasa sebagai
hasil dari proses adaptif dimana tata-bahasa telah "disesuaikan"
untuk melayani kebutuhan komunikatif penggunanya.
Bahasa verbal maupun
nonverbal sebagai bentuk pesan yang digunakan oleh manusia untuk mengadakan
kontak dengan realitas lingkungannya, mempunyai
persamaan dalam keduanya :
(1) Menggunakan sistem
lambang atau simbol;
(2) Merupakan sesuatu
yang dihasilkan oleh individu manusia;
(3) Orang lain juga
memberikan arti pada simbol yang dihasilkan tadi.
Berarti disini telah
terjadi suatu proses saling memberikan arti pada simbolsimbol yang disampaikan
antara individu-individu yang berhubungan. Sarbaugh mencoba mengkaitkan proses
tersebut dengan pengertian komunikasi dalam defenisinya bahwa (Sarbaugh,
1979:2) : Komunikasi merupakan proses penggunaan tanda-tanda dan simbol-simbol
yang mendatangkan makna bagi orang atau orangorang lain.
Dari pengertian
komunikasi demikian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
(1) Kelangsungan
komunikasi tergantung pada macam-macam sistem tanda dan lambang yang digunakan;
(2) Komunikasi dapat
terjadi kalau makna simbol yang ada dalam diri seseorang juga mempunyai arti
yang sama bagi orang lain dengan siapa ia berinteraksi.
(3) Salah satu masalah
yang paling sering terjadi dalam Komunikasi Lintas Budaya ialah apabila
terdapat perbedaan pemberian makna terhadap simbol.
Tanda dan simbol
merupakan alat dan materi yang digunakan dalam interaksi. Kemampuan manusia
untuk menggunakan simbol-simbol menjadikannya sebagai makhluk yang unik, yang
membedakannya dari makhluk hidup lainnya. Tetapi kemampuan unik dan proses
melakukan simbolisasi yang sesungguhnya rumit ini biasanya dianggap remah saja
oleh manusianya sendiri, kecuali ketika mereka menghadapi saat-saat sulitnya
memperoleh “kata yang tepat” untuk menggambarkan sesuatu.
Pembahasan tentang
konsep simbol harus diawali dengan pemahaman tentang konsep tanda (“sign”).
Tanda merupakan unsur yang digunakan untuk mewakili unsur lain. Semua hal yang
digunakan tanda adalah berbeda dari
hal-hal yang diwakilinya. Tanda dapat digolongkan ke dalam : (1) tanda alamiah;
dan (2) tanda buatan (Faules & Alexander, 1978: 28-30). Tanda alamiah
merupakan fenomena fisik yang digunakan untuk mewakili fenomena lain. Misalnya
: daun kering dan berguguran atau hawa dingin menandakan dimulainya musim
gugur.
Tanda buatan merupakan
fenomena yang memang diciptakan untuk mewakili fenomena lain, misalnya : lampu
lalu lintas yang menunjukkan waktu untuk jalan atau berhenti. Perbedaan pokok
antara tanda alamiah dan tanda buatan; jika tanda alamiah bersifat aktif, maka
tanda buatan bersifat interaktif. Tanda aktif digunakan untuk penafsiran
pribadi, sedangkan tanda interaktif dianggap oleh dua atau lebih orang telah
dapat mewakil sesuatu
b.
Bahasa, Proses-proses Verbal
Bentuk yang paling umum
dari bahasa verbal manusia ialah : bahasa terucapkan. Bahasa tertulis adalah
sekedar cara untuk merekam bahasa terucapkan dengan membuat tanda-tanda pada
kertas maupun pada lembaran tembaga dan lain-lain. Penulisan ini memungkinkan
manusia untuk merekam dan menyimpan pengetahuan sehingga dapat digunakan di
masa depan atau ditransmisikan kepada generasi-generasi berikutnya.
c.
Bahasa sebagai lambang
Bahasa terdiri dari :
simbol-simbol (kata-kata) dan aturan-aturan penggunaannya. Sehingga kalau kita
mempelajari bahasa lain, kedua hal tersebut harus diperhatikan: selain kata-kata,
aturan-aturan juga berbeda pada setiap
bahasa.
Bahasa terucapkan terdiri dari :
simbol-simbol, dan suara yang dapat mewakili benda, perasaan, gagasan. Salah
satu karakteristik unik dari manusia ialah kecakepan dan kemampuannya dalam
menggunakan suara dan tanda sebagai pengganti dari benda dan perasaan.
Kemampuan ini mencakup empat kegiatan yakni : menerima, menyimpan, mengolah dan
menyebarkan simbol-simbol. Kegiatan – kegiatan ini yang membedakan manusia dari
mahkluk hidup lainnya (Samovar,
1981:135).
d.
Bahasa dan Makna
Suatu hal yang salah
bila dikatakan bahwa kata-kata mempunyai arti dalam dirinya. Lebih tepat untuk
dikatakan bahwa yang mempunyai makna adalah orangorangnya dan kata-kata hanya
sekedar membangkitkan makna pada orang – orang.
Karenanya, kata bisa
sama persis, tetapi artinya berlainan. Maka tidak ada yang disebut makna
“sebenarnya” karena setiap orang berdasarkan pengalaman pribadinya, menentukan
makna bagi suatu simbol tertentu. Manusia dapat memiliki makna sama, hanya
sejauh mereka mempunyai pengalaman yang sama atau dapat mengantisipasikan
pengalaman – pengalaman yang sama.
e.
Bahasa dan Kebudayaan :
Dalam pengertian yang
paling mendasar, bahasa adalah suatu sistem simbol yang telah diatur,
disepakati bersama serta dipelajari, yang digunakan untuk mewakli
pengalaman-pengalaman dalam komunitas geografik atau kultural tertentu
(Samovar, et. al, 1981:19).
Kebudayaan mengajarkan
pada manusia untuk memberi nama pada bendabenda, orang-orang, gagasan-gagasan berdasarkan segi praktisnya, kegunaannya
dan pentingnya. Biasanya, hal yang lebih penting, diberi nama atau label secara
spesifik. Misalnya pada masyarakat yang bahan makanan pokoknya nasi, ada
katakata khusus seperti : padi, beras, gabah, nasi. Contoh lainnya adalah
masyarakat Eskimo yang mempunyai macam-macam istilah khusus bagi macam-macam
bentuk salju. Demikian pula orang Perancis memberikan nama-nama yang sangat
terinci dan bervariasi untuk menggambarkan macam-macam makna dan minuman
anggurnya.
f.
Bahasa dan Kenyataan
Menurut Edward Sapiur
dan Benyamin Whorf, bahasa tidak saja berperan sebagai suatu mekanisme untuk
berlangsungnya komunikasi, tetapi juga sebagai pedoman ke arah kenyataan
sosial (Samovar, et.al,1981:49). Dengan
kata lain, bahasa tidak saja menggambarkan persepsi, pemikiran dan pengalaman,
tetapi juga dapat menentukan dan membentuknya.
Prinsip demikian tidak
jauh berbeda dari pokok bahasan bidang studi sosiolinguistik (sosiologi bahasa) yang mempelajari hubungan
antara struktur bahasa atau tindakan berujar (“speech performance”) dengan
struktur sosial (dalam bentuk interaksi).
Hubungan itu dapat dilihat sebagai berikut :
a)
Bahasa
dan cara berujar (speech) merupakan indikator atau petunjuk atau pencerminan
ciri-ciri struktur sosial. Misalnya status sosial atau posisi kelas sosial
dapat ditunjukkan dari penggunaan kata-kata dalam bahasa. Dengan cara analisis
demikian kita dapat menentukan kedudukan individu dalam struktur sosial.
b)
Struktur
sosial yang menentukan cara berujar atau
perilaku bahasa. Dalam hal ini terjadi perubahan-perubahan pada standar bahasa
baku dan dialek dengan berubahnya konteks dan topik pembicaraan (Grimshaw,
1973:49).
B. Budaya
a. Definisi budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa
Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa
Inggris, kebudayaan disebut culture,
yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau
mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
"kultur" dalam bahasa Indonesia.
Budaya adalah
suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang
rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni. Bahasa, sebagaimana
juga budaya, merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya
diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya
dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu
dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat
kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku
komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan
sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi
dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit
nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan
atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil
bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme
kasar" di Amerika,
"keselarasan individu dengan alam" di Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali
anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya
yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan
hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka
yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya
meramalkan perilaku orang lain.
b. Pengertian Kebudayaan.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.
Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala
sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki
oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun
temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan
struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala
pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan
keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Menurut Selo Soemardjan
dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian
mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang
diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan
benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan
hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya
ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
c. Unsur-unsur Budaya
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur
kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
1. Melville J. Herskovits
menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
§ alat-alat teknologi
§ sistem ekonomi
§ keluarga
§ kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski
mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
§ sistem norma sosial yang
memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri
dengan alam sekelilingnya
§ organisasi ekonomi
§ alat-alat dan lembaga-lembaga atau
petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
§ organisasi kekuatan (politik)
d. Wujud dan komponen
v Wujud
Menurut J.J. Hoenigman,
wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
§ Gagasan
(Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah
kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau
disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam
pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk
tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan
buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
§ Aktivitas
(tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem
sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang
saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta
bergaul dengan manusia lainnya menurut
pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnyakonkret, terjadi dalam kehidupan
sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
§ Artefak
(karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari
aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa
benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.
Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan
kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa
dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan
ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak)
manusia.
v Komponen
Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau
komponen, menurut ahli antropologi Cateora, yaitu :
§ Kebudayaan
material
Kebudayaan material mengacu
pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan
material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian
arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan
material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang,
stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
§ Kebudayaan
nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah
ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya
berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
§ Lembaga
social
Lembaga social dan pendidikan
memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan dan berkomunikasi di alam
masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar
dan konsep yang berlaku pada tatanan social masyarakat. Contoh Di Indonesia
pada kota dan
desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja
pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota
– kota besar
hal tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik karier
§ Sistem
kepercayaan
Bagaimana masyarakat
mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu,
hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem
keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan
kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.
§ Estetika
Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari –tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu bagunan jenis apa saj harus meletakan janur kuning dan buah – buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi dikota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat
masyarakatnya menggunakan cara tersebut.
Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari –tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu bagunan jenis apa saj harus meletakan janur kuning dan buah – buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi di
§ Bahasa
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.
e. Hubungan antara unsur-unsur
kebudayaan
Komponen-komponen
atau unsur-unsur utama dari kebudayaan antara lain:
Ø
Peralatan dan perlengkapan hidup
(teknologi)
Teknologi menyangkut cara-cara
atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan
perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan
masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam
memproduksi hasil-hasil kesenian.
Masyarakat kecil yang
berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal
delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur
kebudayaan fisik), yaitu:
§ alat-alat produktif
§ wadah
§ tempat berlindung dan
perumahan
Ø System mata pencaharian
Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada
masalah-masalah mata pencaharian tradisional saja, di antaranya:
Ø
Sistem kekerabatan dan organisasi sosial
Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam
struktur sosial. Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan
suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan
struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan.
Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga
yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan
terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek,
nenek dan seterusnya.
Dalam kajian sosiologi-antropologi,
ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil
hingga besar seperti keluarga ambilineal, klan, fatri, dan paroh masyarakat. Di
masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga
inti, keluarga luas, keluarga bilateral, dan keluarga unilateral.
Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial
yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak
berbadan hukum, yang berfungsi
sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama,
manusia membentuk organisasi
sosial untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
Ø
Bahasa
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya
yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan,
lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati
atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia
dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama
masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk
masyarakat.
Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi
fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat
untuk berekspresi, berkomunikasi,
dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara
khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah
kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Ø
Kesenian
Kesenian mengacu pada
nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan
keindahan yang dinikmati dengan mata ataupuntelinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi,
manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga
perwujudan kesenian yang kompleks.
Ø System
Kepercayaan
Agama dan sistem kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi
dengan kebudayaan. Agama (bahasa Inggris: Religion,
yang berasar dari bahasa
Latinreligare, yang berarti "menambatkan"), adalah sebuah unsur
kebudayaan yang penting dalam sejarah umat manusia. Dictionary of Philosophy and Religion (Kamus Filosofi dan Agama)
mendefinisikan Agama sebagai berikut:
... sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan biasa
berkumpul bersama untuk beribadah, dan menerima sebuah paket doktrin yang
menawarkan hal yang terkait dengan sikap yang harus diambil oleh individu untuk
mendapatkan kebahagiaan sejati.
Agama biasanya memiliki suatu prinsip, seperti "10
Firman" dalam agama Kristen atau "5 rukun Islam" dalam agama
Islam. Kadang-kadang agama dilibatkan dalam sistem pemerintahan, seperti
misalnya dalam sistem teokrasi. Agama
juga memengaruhi kesenian.
f. Penetrasi kebudayaan
Yang dimaksud
dengan penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke
kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:
Penetrasi damai (penetration
pasifique)
Masuknya sebuah
kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Penerimaan kedua macam
kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah
budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak
mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat. Penyebaran kebudayaan
secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis.
Akulturasi
adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa
menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur
yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India.
Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan
sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan Sintesis adalah
bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan
baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
Penetrasi kekerasan (penetration
violante)
Masuknya sebuah
kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat
ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga
menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat.
Wujud budaya dunia barat antara lain
adalah budaya dari Belanda yang menjajah selama 350 tahun lamanya. Budaya
warisan Belanda masih melekat di Indonesia antara lain pada sistem pemerintahan
Indonesia.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bahasa
sebagai suatu sistem komunikasi adalah suatu bagia atau subsistem,dari sistem
kebudayaan malah dari bagian yang inti dari kebudayaan. Bahasa terlibat dalam
semua aspek kebudayaan, paling sedikit dengan cara mempunyai nama atau istilah
dari unsur-unsur dari semua aspek kebudayaan itu, Lebih penting dari itu,
kebudayaan manusia tidak akan mungkin terjadi tanpa bahasa; bahasalah faktor
yang menentukan terbentuknya kebudayaan. Ini dapat kita mengerti jika kita
bayangkan sejenak bagaimana mungkin kita memperkembangkan unsur-unsur
kebudayaan seperti pakaian, rumah, lembaga, pemerintahan, hukum, perkawinan
tanpa adanya bahasa. Hubungan lain dari bahasa dengan kebudayaan ialah bahwa
bahasa sebagai sistem komunikasi mempunyai maknanya dalam kebudayaan yang
menjadi wadahnya, adalah penting dari guru-guru bahasa mengetahui bahwa suatu
bahasa berada dalam kebudayaan tertentu, sehingga mengerti, suatu bahasa
tertentu merupakan sedikit mengerti tentang kebudayaan. Ini tidak berarti suatu
bahasa tidak harus menjadi bagian dari suatu kebudayaan tertentu, oleh karena
adanya mungkin menggunakan suatu bahasa dalam dua atau lebih kebudayaan.
Bahasa
adalah sebagai sebuah sistem komunikasi yang membuat manusia dapat bekerja
sama. Definisi ini menekankan fungsi sosial dari bahasa dan fakta bahwa manusia
menggunakannya untuk mengekspresikan dirinya sendiri dan untuk memanipulasi
objek dalam lingkungannya. Sedangkan Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang
rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni. Bahasa, sebagaimana
juga budaya, merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya
diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya
dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu
dipelajari.
Banyak ahli
dan peneliti sepakat bahwa bahasa dan budaya adalah dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. pakar-pakar linguistik juga sudah sepakat antara bahasa dan budaya
memiliki kajian erat. Kedua ahli ini menyatakan, “Jalan pikiran dan kebudayaan
suatu masyarakat ditentukan atau dipengaruhi oleh struktur bahasanya” (Chaer,
2003:61).
DAFTAR PUSTAKA
v Deddy
Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat. Komunikasi Antarbudaya:Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang
Berbeda Budaya. 2006. Bandung:Remaja Rosdakarya.
v
Deddy Mulyana,
Nuansa-nuansa Komunikasi: Meneropong politik dan budaya komunikasi masyarakat
kontemporer. Bandung:Remaja Rosdakarya. 2005.
Comments
Post a Comment