Menolak lupa rasa kontraksi

 Ramadhan tahun lalu,

6 ramadhan 1442 anak sholehah lahir ke dunia dari rahim ini setelah proses panjang.

Hari Kamis 3 Ramadhan menjelang buka puasa ketika lagi sibuk menyiapkan buka puasa tiba-tiba perut terasa sakit,mikirnya mungkin kram karena agak sibuk menyiapkan buka,..tidak begitu lama rasa sakit hilang.

Pukul 11 malam rasa sakit datang kembali,rasanya lebih sakit dari yang pertama kali, durasi sakit masih agak panjang dari 1 jam sekali.

Sudah masuk hari Jum'at,rasa sakit semakin menjadi di tengah malam rasanya sudah bikin gak karuan,sudah Ndak bisa tidur nahan sakit sampai jungkir balik Ndak karuan,durasi mulai merapat setengah jam sekali sampai 15 menit sekali. Main gym ball sampai senam hamil,semua dilakukan buat mengalihkan rasa sakit dan mencari posisi nyaman supaya bisa memejamkan mata.

Pagi tiba sudah tidak kuat di tahan akhirnya memutuskan menghubungi bidan,dan ternyata Bu bidan lagi di Semarang baru pulang malam hari.

Dengan sekuat tenaga menahan sakit sampai akhirnya adzan sholat Jum'at berkumandang dan rasa sakit hilang,angin segar akhirnya bisa tidur. Mungkin semalam itu yang dinamakan kontraksi palsu,walaupun palsu tapi bener perjuangan nahan sakitnya.

Dan pukul 11 malam rasa sakit datang kembali dengan rasa yang lebih luar biasa dari sebelumnya,segala posisi di coba tapi tidak ada yang bisa bikin nyaman,Ndak mau dipegang siapapun (senggol bacok kata orang Jawa) dan  tidak sabar nunggu pagi karena sudah buat janji dengan ibu bidan jam 8 pagi mau periksa.

Semalaman beneran tidak bisa memejamkan mata karena rasa sakit durasinya bisa sampai 5 menit sekali,alarm aplikasi pun sudah nyuruh ke provider (untuk aplikasinya saya lupa pakai yang apa,pasang aplikasi yang ada d play store tanpa berbayar saja) ,tapi entah gimana hati masih mau nunggu pagi saja ke bidan.

Pagi tiba, suami sudah siap nganter ke bidan karena bidannya Deket banget suami saya minta cek sudah ada atau belum bidannya di tempat praktiknya dan ternyata Bu bidan sudah menunggu,saya ke bidan jalan kaki memang sengaja biar banyak jalan juga,walau harus berhenti beberapa kali karena kontraksi Dateng untuk sampai ke tempat praktik bidan.

Karena bu bidan sudah menunggu langsung di suruh ganti pakaian yang nyaman kemudian dilakukan pemeriksaan sudah ada pembukaan atau belum dan ternyata baru bukaan 3, dalam hati ya Allah rasa sakit sudah Ndak karuan ternyata masih bukaan 3.

Saya kira melihat pembukaan itu hanya dipermukaan Miss V ternyata tidak ferguso,tangan Bu bidan harus masuk ke dalam mulut rahim jadi agak shock pertama kali dilakukan pemeriksaan tersebut.

Izin mau pulang dulu saja tidak dibolehkan akhirnya disuruh nunggu di klinik bidan.

Karena masih pembukaan 3,suami saya suruh kerja saja dulu,dan minta ibu untuk datang ke klinik menggantikan suami,Bu bidan non muslim tapi saya diajarkan doa-doa untuk melancarkan proses melahirkan,di sana latihan senam hamil untuk melancarkan proses melahirkan,banyak jalan-jalan dilorong klinik.

Sampai akhirnya dhuhur diperiksa kembali baru bukaan 5,ah ternyata perjuangan melahirkan begitu panjang untuk saya,karena sudah yakin bisa lahiran normal semangatin diri sendiri terus buat pasti kuat melewati fase ini.

Semakin jam rasanya kontraksi semakin menjadi,tanda-tanda pecah ketuban belum juga muncul hingga pukul 17.00 hanya ada bercak darah sedikit. kata Bu bidan tunggu sampai keringat seperti biji jagung itu tanda sudah di puncak rasa kontraksi. Tangan suami sudah di remas-remas karena nahan rasa sakit,jangan lupa walau sama sekali Ndak kepengen makan dan minum harus makan dan minum ya biar kuat nahan rasa sakit,jadi Alhamdulillah saya tidak lemas karena ketika rasa sakit kontraksi berhenti saya sempatkan makan dan minum, air madu pun tak ketinggalan untuk penambah stamina.

Dan akhirnya setelah beberapa saat setelah adzan magrib berkumandang,ada dorongan dari dalam untuk mengejan, dan pembukaan sudah lengkap, ibu bidan mulai memimpin persalinan,karena saya juga belum tau cara mengejan ibu bidan memandu untuk mengejan. Ternyata saya tidak ada proses pecah ketuban jadi ketuban di pecah manual oleh ibu bidan,disaat semua sudah siap dan proses persalinan berlangsung suami saya di suruh Bu bidan duduk di atas saya untuk menopang tubuh saya,ah proses nya cepat beberapa kali mengejan bayi mungil lahir kedunia ini tepat pukul 18.50 beberapa saat setelah adzan isya'.

Selamat datang anak pertama ibu semoga kelak engkau menjadi anak Sholihah beriman kepada Allah selalu taat pada perintah Allah menjauhi larangan Allah doa ibu selalu membersamaimu.

Terimakasih sudah hadir dalam hidup ibu dan ayah.


Surabaya,18 April 2021/6 Ramadhan 1442

Lathifatuz Zulfa binti Sucipto.



Comments

Popular posts from this blog

Masalah Komunikasi dalam Lobi dan Strategi menghadapi orang yang sulit menciptakan kerjasama.

PR Dan Media Massa

REVIEW BUKU FILSAFAT ILMU KOMUNIKASI SUATU PENGANTAR Dani Vardiansyah