ANALISIS FENOMENA SONDANG HUTAGALUNG DALAM PERPEKTIF SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Beberapa hari yang lalu banyak sekali media massa yang memberitakan kematian Sondang Hutagalung akibat aksinya membakar diri didepan Istana Merdeka. Banyak sekali masyarakat yang bersimpati terhadap kematiannya. Disamping dia adalah salah satu dari aktifis  Himpunan Advokasi dan Studi Mahasiswa Marhaenis untuk Rakyat dan Bangsa Indonesia (Hammurabi), sehingga banyak sekali yang merasa kehilangan atas meninggalnya mahasiswa kelahiran 1989 ini. Bentuk simpati masyarakat terlihat ketika proses pemakaman Sondang berlangsung. Sondang diantarkan ratusan pelayat yang rata-rata adalah aktifis mahasiswa. Bahkan salah satu rekan mahasiswanya ada yang sampai pingsan ketika mengikuti proses pemakaman tersebut.
Karena pengabdian sosialnya Sondang Hutagalungpun mendapat gelar sarjana kehormatan yang disampaikan oleh pimpinan Universitas Bung Karno, Rachmawati soekarno putri. Gelar tersebut pantas diberikan kepada sondang karena sondang juga termasuk salah satu mahasiswa yang rajin dan aktif. Dan dia juga tipe mahasiswa yang konsekuen antara aktifitas diluar kampus dan belajar ilmu akademik.
Aksi pembakaran diri yang dilakukan pada rabu, 7 desember 2011 yang kemudian meninggal pada jum’at 9 desember 2011 setelah dirawat terlebih dahulu di RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo). Memiliki dampak terhadap perspektif masyarakat. Karena yang terjadi pada sondang adalah sesuatu yang menyedihkan akan tetapi juga membanggakan sekaligus menjadi pelajaran bagi pemerintah. Walaupun demikian pihak keluarga meminta agar kematian sondang tidak dipolitisi oleh Masyarakat, agar Sondang tenang disisi Tuhan.

BAB II
PEMBAHASAN
ANALISIS
Seperti yang telah diketahui bahwa fenomena yang terjadi pada saudara Sondang Hutagalung membuat seluruh lapisan masyarakat mulai mempertanyakan apa sebenarnya menjadi motif utama yang membuat mahasiswa Universitas Bung Karno berani mengorbankan dirinya dengan cara membakar diri didepan Istana Presiden.
Study Sosiologi terutama menela’ah tentang gejala sosial yang normal atau yang abnormal. Gejala sosial yang normal adalah gejala sosial yang wajar seperti norma-norma sosial, kelompok-kelompok sosial, lapisan-lapisan sosial dan lain sebagainya. Gejala sosial yang normal merupakan gejala sosial yang hidup dalam masyarakat yang berlangsung secara normal artinya dikehendaki oleh masyarakat.
Sedangkan gejala yang tidak dikehendaki oleh masyarakat disebut gejala yang abnormal atau gejala-gejala patalogis, hal ini disebabkan karena unsur-unsur tertentu dari masyarakat tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga menyebabkan kekecewaan-kekecewaan bahkan penderitaan bagi warga masyarakat. Gejala yang demikian inilah yang dimaksud dengan gejala sosial yang abnormal yang dinamakan juga sebagai problema sosial.[1]
Dalam kasus Sondang Hutagalung, dapat dikategorikan dalam gejala sosial yang abnormal. Karena adanya kejadian tersebut menyebabkan problema pada masyarakat dan pemerintah. sehingga menyebabkan kekecewaan-kekecewaan tersendiri bagi beberapa kalangan yang merasa tidak puas terhadap pemerintahan yang mengkibatkan salah satu warga Negara melakukan tindakan yang terlalu nekat dengan membakar dirinya sendiri. Dan kejadian tersebutpun terjadi didepan Istana merdeka yang menjadi kantor dari Presiden RI.
Salah satu syarat terjadinya interaksi sosial adanya komunikasi sosial, yaitu proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain atau seseorang pada kelompok masyarakat lainnya, kelompok-kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lainnya untuk memberitahu tentang sesuatu yang dapat merubah sikap, pendapat, atau perilaku baik secara langsung atau tidak langsung. Jika dikaitkan kembali dengan  fenomena yang terjadi pada Sondang, secara tidak langsung Sondang menyampaikan pesan kepada pihak pemerintah dan seluruh masyarakat agar tidak menyepelekan hak asasi manusia.
Perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi dalam masyarakat meliputi perubahana struktur, system dan organisasi sosial sebagai akibat adanya modifikasi pola-pola kehidupan manusia, yang dipengaruhi oleh adanya factor kebutuhan intern dan ekstern masyarakat itu sendiri. Aksi pembakaran diri oleh Sondang Hutagalung ini mengakibatkan berbagai perubahan sosial dikalangam pemerintah, mahasiswa, dan masyarakat umum.
Dalam pemerintahan aksi pembakaran diri Sondang dianggap sebagai amanah, agar pemerintah dapat menegakkan dan mendekatkan hukum dan peradilan serta agar dapat bekerja lebih keras, lebih tulus dan jauh dari penegakan hukum yang koruptif.
Perubahan sosial yang terjadi pada mahasiswa, yaitu banyaknya mahasiswa yang menggelar aksi solidaritas atas kematian Sondang Hutagalung, para mahasiswa menyuarakan bahwa mereka ikut berduka cita atas kematian aktivis Sondang Hutagalung yang rela mengorbankan nyawanya sebagai bentuk protes terhadap pemerintah. Dan mereka beranggapan bahwa kematian dengan cara bakar diri yang dilakukan Sondang merupakan bentuk protes keras kepada pemerintah yang lamban dalam menyelesaikan kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Indonesia. Dengan semua yang terjadi pada Mahasiswa tersebut merupakan perubahan yang terjadi akibat fenomena pada aksi yang dilakukan oleh Sondang, yaitu menumbuhkan kembali jiwa sosial para mahasiswa untuk kembali menegakkan keadilan dalam urusan HAM khususnya dan segala ketidakadilan yang terjadi di Negara ini pada umumnya.
Sedangkan perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat, yaitu terjadi pada pola pikir masyarakat umum mereka akan menganalisis sendiri atas apa yang terjadi pada peristiwa aksi pembakaran Sondang dengan realitas yang terjadi di Negara ini. Masyarakat yang tadinya hanya berpikiran bahwa Negara ini dalam keadaan aman dan tidak adanya konflik apapun menyangkut masalah HAM, dengan adanya kejadian ini tidak sedikit dari masyarakat yang akan berasumsi bahwa kejadian Sondang merupakan sesuatu yang harus diperhatikan lebih jauh oleh pemerintahan dan menjadikannya pelajaran agar pemerintah dapat memperbaiki Idealisme Negara ini.

Ada beberapa teori perubahan sosial, yaitu teori ekonomi, teori idea, teori teknologi, teori konflik, dan teori adaptasi.
·         Teori ekonomi, mencoba menjelaskan segala bentuk perubahan sosial sebagai akibat adanya perubahan-perubahan yang terjadi dalam infrastruktur ekonomi (yang terdiri dari totalitas kekuatan dan hubungan-hubungan dalam tatanan produksi). Dan menyebabkan pula perubahan-perubahan yang terjadi dalam supra struktur.
·         Teori idea, teori ini menentukan peranan utama idea sebagai determinasi setiap perubahan sosial. Teori ini juga dapat dihubungkan dengan fenomena yang terjadi pada aksi Sondang. Kejadian pembakaran diri Sondanglah yang menjadikan perubahan sosial pada masyarakat, masyarakat yang tadinya tidak mau tahu dengan kasus yang terjadi tentang keadilan HAM, mereka menjadi member perhatian lebih terhadap permasalahan HAM setelah kejadian pembakaran diri Sondang.
·         Teori teknologi, perubahan-perubahan teknologi selalu ditunjuk sebagai penyebab terjadinya perubahan-perubahan tertentu dalam tatanan kehidupan bermasyarakat.
·         Teori konflik, konflik merupakan salah satu penyebab terjadinya perubahan sosial di masyarakat, konflik dapat terjadi antara individu dengan kelompok atau antar kelompok sendiri. Dan konfik tersebut dapat terjadi karena adanya perbedaan kepentingan antar sesama ataupun adanya kebutuhan yang belum terpenuhi. Dari kejadian yang terjadi pada sondang, konflik terjadi sejak proses pembakaran itu terjadi hingga kematian yang merenggut nyawa sondang. Konflik yang terjadi, terus berlanjut karena belum adanya kejelasan pada kejadian tersebut, dan kemudian masyarakat memberikan asumsi-asumsi mereka sendiri tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Kematian sondanglah yang menjadikan konflik ini tidak dapat terseleseikan dengan pasti karena motif pembakaran dirinya tidak diketahui dan ikut terkubur dengan jasadnya. Penekanan mahasiswa dan masyarakat terhadap pemerintahanlah yang akan membuat suatu tindakan perubahan sosial. Dan konflik seperti inilah yang dapat disebut sebagai penyebab perubahan sosial.
·         Teori adaptasi, keterpaksaan seseorang untuk beradaptasi kesuatu lingkungan yang baru sebagai sebab utama proses perubahan sosial.
Fenomena yang terjadi pada Sondang secara tidak langsung menjadikan terbentuknya pengelompokkan sosial di masyarakat. Dimana masyarakat secara tidak langsung membuat kelompok yang mendukung perbuatan Sondang tersebut dan mengecam keras terhadap kejadian yang dilakukan Sondang karena dinilai sebagai bentuk kekecewaan terhadap pemerintah. Pengelompokkan seperti diatas dikategorikan dalam kelompok ikatan naluriah otomatik, ikatan pengelompokkan dalam bentuk ini hanya mencapai taraf solidaritas mekanik. Karena Pembentukan kelompok yang terjadi tidak sengaja inipun akan dapat berakhir apabila semakin besarnya perbedaan daripada persamaan tujuan dan kepentingan anggota-anggota kelompok sosial tersebut.
Dan jika dilihat dari ikatan masyarakatnya fenomena ini membentuk ikatan masyarakat asosiasi yang merupakan suatu ikatan dengan usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu (dan terbatas) dalam masyarakat. Dapat dikatakan demikian karena masyarakat membentuk ikatan guna memenuhi kebutuhan mereka untuk membuat pemerintah dapat mengobati kekecewaan yang telah ditimbulkan selama ini dalam permasalahan-permasalahan yang belum terseleseikan.

BAB III
PENUTUP
Pada kejadian yang terjadi pada Sondang Hutagalung merupakan fenomena sosial yang mengakibatkan berbagai perubahan sosiologi pada masyarakat. Dilihat dari segi konflik yang terjadi setelah kejadian tersebut,yaitu  banyaknya mahasiswa yang melakukan aksi solidaritas untuk menyampaikan bela sungkawa mereka terhadap kejadian tersebut dan kembali mengingatkan pemerintahan agar dengan cepat menyeleseikan permasalahan yang terjadi di Negara ini. Karena yang terjadi pada sondang Hutagalung adalah perwujudan dari rasa kecewa masyarakat terhadap kinerja pemerintah yang dinilai lamban dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada pada pemerintahan.
Dan ada beberapa kalangan yang menyebutkan bahwa kejadian Sondang Hutagalung merupakan tamparan keras bagi pemerintah dan menyadarkan ada yang salah dengan pengelolaan negeri ini. Serta tindakan Sondang merupakan wujud protes atas lunturnya idealisme pemimpin negeri ini. Harapan masyarakat adalah agar pemerintah segera merespon aksi itu melalui perbaikan nyata dalam kehidupan bernegara, dan Masyarakatpun banyak yang berharap, hanya Sondanglah yang terakhir meninggal karena membela prinsip dan idealism.
Oleh karena peristiwa yang terjadi pada Sondang erat sekali dengan perubahan sosial yang diinginkan masyarakat terhadap pemerintahan. Hendaknya pemerintahan dapat melakukan perubuhan yang signifikan agar konflik yang terjadi pada masyarakat tidak berkelanjutan. Karena segala sesuatu yang terjadi pada pemerintahan akan mempengaruhi proses yang terjadi pada Negara ini. Dan aspek sosiologi seperti ini akan mempengaruhi perubahan pada aspek-aspek lainnya seperti perubahan ekonomi, politik dan lain sebagainya yang terdapat dalam kehidupan ini.

DAFTAR PUSTAKA
·         Wulansari,Dewi. Sosiologi konsep dan teori, bandung, refika aditama,2009
·         Nikmah Hadiati S, Sosiologi komnikasi.
·         Soejarno soekamto, sosiologi suatu pengantar, raja grafindo persada, 1999, Jakarta.
·         Koran jawa pos.



[1] Wulansari,Dewi. Sosiologi konsep dan teori, bandung, refika aditama,2009

Comments

Popular posts from this blog

Masalah Komunikasi dalam Lobi dan Strategi menghadapi orang yang sulit menciptakan kerjasama.

PR Dan Media Massa

REVIEW BUKU FILSAFAT ILMU KOMUNIKASI SUATU PENGANTAR Dani Vardiansyah