REVIEW BUKU FILSAFAT ILMU KOMUNIKASI SUATU PENGANTAR Dani Vardiansyah

Setiap manusia mempunyai naluri ingin tahu, dari naluri inilah manusia terdorong untuk mendapatkan pengetahuan terhadap segala sesuatu. Pengetahuan manusia didapat dari pengalaman mereka, pengetahuan pun dibedakan atas dua macam yaitu pengetahuan biasa yang hanya sekedar tahu dan ada Pengetahuan Ilmu yang harus memenuhi syarat ilmu yaitu objektif, metodis, sistematis dan universal.
Filsafat adalah akar bagi seluruh ilmu, dari filsafatlah pengetahuan itu dilahirkan. Bahkan setiap ilmu yang menghadapi kesulitan akan dikembalikan pada berpikir mendasar. Berpikir filsafat di kategorikan menjadi tiga karakteristik, yaitu Berpikir mendasar, proses pencarian kebenaran dengan cara mempertanyakan terus menerus hingga dicapai jawaban yang paling dalam, paling mendasar hingga ke akar. Berpikir filsafat kedua ialah Spekulatif, sebuah pertanyaan akan terus berputar seperti lingkaran akan tetapi dalam sebuah pemikiran harus dapat memilih spekulatif yang dapat diandalkan sehingga dapat menemukan titik awal dari ilmu pengetahuan. Yang ketiga adalah Menyeluruh, seseorang yang ingin mendapatkan jawaban atas sesuatu hal hendaknya dapat meneliti objek secara rinci dan detail, sehingga akan ditemukan jawaban yang benar.
Filsafat ilmu tidak akan terlepas dari wilayah ada (ontology), pengetahuan (epistemology) dan nilai (aksiologi). Dalam filsafat komunikasi wilayah ada (ontologi) membahas apa komunikasi itu? Apa saja yang menjadi objek kajian komunikasi? Dll, pada pengetahuan (epistemology) akan dibahas bagaimana komunikasi itu dibangun? Sedangkan pada wilayah nilai (aksiologi) membahas tentang penggunaan ilmu komunikasi itu sendiri.
 Ontology berarti memahami hakikat ilmu dan objeknya dari satu bidang keilmuan, objek ilmu terdiri dari objek material dan objek forma. Dalam ilmu komunikasi objek material yaitu tindakan manusia dalam konteks sosial sedang objek forma adalah komunikasi itu sendiri. Disini komunikasi didefinisikan sebagai usaha penyampaian pesan antar manusia dan ilmu komunikasi sebagai ilmu yang mempelajari usaha penyampaian pesan antarmanusia. Agar mendapatkan pemahaman yang lebih dalam terhadap objek kajian ilmu komunikas, terdapat tiga unsur utama yaitu usaha, penyampaian pesan, dan antarmanusia. Usaha yang dimaksudkan adalah proses komunikasi yang terjadi antar individu memiliki suatu unsur kesengajaan dalam penyampaian pesan. Penyampaian pesan sendiri ialah salah satu kunci bagi proses komunikasi, tanpa penyampaian pesan tidak akan terjadi komunikasi. Yang terakhir ialah antarmanusia, suatu proses komunikasi akan selalu melibatkan manusia, penyampaian pesan kepada selain manusia tidak layak untuk disebut dengan komunikasi.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa manusia adalah pelaku komunikasi, melihat manusia secara mendasar dalam diri manusia terdiri atas peralatan jasmaniah dan rohaniah. Peralatan jasmaniah manusia yang juga disebut hardware bekerja sebagai alat pengiriman pesan dan penerima pesan yang bersifat kongkrit, dapat dilihat,dan dipegang, serta mudah membedakan satu sama lainnya. Sedangkan peralatan rohaniah yang sering disebut software terdiri dari akal, budi, hati nurani, dan naluri yang bekerja secara simultan, terus menerus selama manusia hidup, hasil kerja peralatan rohaniah yaitu, falsafah hidup, konsepsi kebahagiaan, motif komunikasi dan pesan.
Epistemologi adalah suatu cabang dari filsafat yang mengkaji dan membahas tentang batasan, dasar dan pondasi, alat, tolok ukur, keabsahan, validitas, dan kebenaran ilmu, dan pengetahuan manusia. Dalam ilmu komunikasi, epistemology selalu mempermasalahkan kelayakan komunikasi sebagai ilmu pengetahuan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya kelayakan ilmu Pengetahuan harus memenuhi syarat ilmu yaitu objektif, metodis, sistematis dan universal. Pada Objek kajian komunikasi sendiri telah dijelaskan sebelumnya dan dapat dinyatakan bahwa komunikasi mempunyai objek kajian yang jelas sabagai salah satu syarat kelayakan ilmu, syarat kedua yaitu sistematis, yang merupakan proses terjadinya rangkaian hubungan sebab akibat yang sistematis. Dalam komunikasi, proses terjadinya komunikasi didasari dari suatu hubungan sebab akibat yang utuh, menyeluruh, dan terpadu. Komunikasi juga mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut obyek kajiannya. Yang ketiga ialah metode dalam komunikasi mengenal dua macam metode dalam penelitiannya yaitu kuantitatif positivist dan kualitatif antipositivist. Kedua metode ini membangun ilmu dan tujuannya berbeda satu sama lainnya. Positivisme mencari hasil secara generalisasi dan objektifitas universal dan tidak terkait dengan nilai, sedangkan antipositivist mencari hasil intersubjektivitas untuk membangun ilmu secara ideografik serta terkait dengan nilai. Syarat yang terakhir adalah universal, pada metode kuantitatif positivist sudah jelas bahwa metode ini membangun ilmu secara generalisasi universal.

Aksiologi merupakan cabang filsafat yang membahas nilai suatu bidang keilmuan. Dalam ilmu komunikasi, Aksiologi mempertanyakan tentang penggunaan ilmu komunikasi itu sendiri. Dan penggunaan ilmu komunikasi itu bergantung pada falsafah hidup individu manusianya sendiri. Falsafah hidup Seorang ilmuan komunikasi akan menentukan dalam memilih objek penelitiannya, cara melakukan penelitiannya dan menggunakan produk penelitiannya.

Comments

Popular posts from this blog

Masalah Komunikasi dalam Lobi dan Strategi menghadapi orang yang sulit menciptakan kerjasama.

PR Dan Media Massa